News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Iran Tarik Pasukannya dari Suriah Buntut Serangkaian Serangan Israel

Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Serangan Israel targetkan Gedung Konsulat Iran di Suriah. Telah terjadi serangkaian serangan terhadap sasaran-sasaran Iran di Suriah.

TRIBUNNEWS.COM - Iran disebut telah mengurangi pasukan militernya di Suriah setelah serangkaian serangan yang diduga dilakukan oleh Israel.

Hal ini diungkapkan oleh sebuah sumber yang dekat dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran dan seorang pemantau perang pada Rabu (24/4/2024).

Serangkaian serangan yang menargetkan komandan Iran dalam beberapa bulan terakhir, telah mendorong perubahan kehadiran pasukannya.

Padahal, Iran telah memberikan dukungan militer kepada pasukan pemerintah Suriah selama lebih dari satu dekade perang saudara.

“Iran menarik pasukannya dari Suriah selatan, termasuk provinsi Quneitra dan Daraa, yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel," kata sumber yang dekat dengan Hizbullah, Rabu, dilansir The Times of Israel.

Namun, keberadaan pasukan Iran disebut masih tetap ada di wilayah lain di Suriah.

Beberapa bulan terakhir telah terjadi serangkaian serangan terhadap sasaran-sasaran Iran di Suriah, yang secara luas disalahkan pada Israel.

Serangan itu berpuncak pada 1 April 2024 yang meratakan apa yang dikatakan Iran sebagai konsulat di Damaskus dan menewaskan tujuh Garda Revolusi, dua di antaranya adalah jenderal.

Serangan itu mendorong Iran untuk melancarkan serangan rudal dan drone langsung pertama terhadap Israel pada 13-14 April 2024 yang meningkatkan ketegangan regional.

Kemudian, Israel diduga membalas dengan serangan rudal terhadap unit pertahanan udara Iran di wilayah Iran.

Namun, Iran disebut sudah mulai menarik pasukannya setelah serangan tanggal 20 Januari 2024 yang menewaskan lima Garda Revolusi di Damaskus, termasuk kepala intelijen Suriah dan wakilnya.

Baca juga: AS Kepanasan saat Iran Dekati Rusia, Korea Utara, Pakistan, dan Sri Lanka

Pejuang Lebanon dan Irak yang didukung Iran telah mengambil alih posisi mereka, kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman.

Pemantau perang yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, juga mengatakan pasukan Iran telah mundur dari Damaskus dan Suriah selatan.

Diberitakan France 24, Iran telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak memiliki pasukan tempur di Suriah, hanya perwira yang memberikan nasihat dan pelatihan militer.

Namun, Observatorium mengatakan sebanyak 3.000 personel militer Iran hadir di Suriah, didukung oleh puluhan ribu pejuang terlatih Iran dari negara-negara termasuk Lebanon, Irak, dan Afghanistan.

Abdel Rahman mengatakan, banyak penasihat Iran telah meninggalkan Suriah dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah serangan pada bulan Maret yang menewaskan seorang Garda Revolusi dan dua orang lainnya, meskipun beberapa dari mereka tetap berada di provinsi Aleppo di utara dan provinsi Deir Ezzor di timur.

Orang-orang yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Damaskus mengatakan kepada AFP bahwa kehadiran Iran menjadi kurang terlihat di ibu kota Suriah, dengan beberapa kantor tentara Iran di Kota Tua kini ditutup.

Bendera Iran dan potret para pemimpin Iran yang digantung di beberapa bagian Damaskus sebagian besar dikabarkan telah hilang.

Kini, kehadiran Iran hanya terlihat di Sayyida Zeinab, sebuah tujuan ziarah penting Syiah di pinggiran selatan kota tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, pada 1 April 2024, Konsulat Iran di Damaskus Suriah dihancurkan dalam dugaan serangan udara Israel.

Sebanyak 13 orang tewas dalam serangan ini, termasuk Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, komandan senior Pasukan Quds IRGC dan wakil Jenderal Mohammad Hadi Hajriahimi.

Baca juga: Anggota Parlemen Iran Yakin Serangan ke Israel Bisa Satukan Warga dan Tarik Investasi Asing

Personel darurat dan keamanan berkumpul di lokasi kejadian setelah serangan terhadap komplek kedutaan Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada Senin (1/4/2024). (AFP)

Menteri Luar Negeri Iran Amirabdollahian menggambarkan serangan itu sebagai pelanggaran terhadap semua kewajiban dan konvensi internasional dan menyalahkan Israel atas serangan tersebut.

Beberapa pejabat Iran mengatakan bahwa Iran mempunyai hak untuk melakukan reaksi terhadap serangan tersebut.

Iran lalu meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal terhadap Israel, dalam serangan yang dijuluki Iran sebagai Operasi Janji Sejati.

Ini adalah serangan langsung pertama terhadap Israel dari wilayah Iran.

Rudal-rudal tersebut sebagian besar ditembak jatuh di luar perbatasan Israel dengan bantuan dari AS, Inggris, dan Prancis, kata militer Israel.

Yordania juga menembak jatuh beberapa rudal yang ditujukan ke Israel saat terbang melalui wilayah udara Yordania.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Iran Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini