TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-793 pada Jumat (26/4/2024).
Amerika Serikat (AS) sedang menyelesaikan salah satu paket bantuan militer terbesar untuk Ukraina hingga saat ini.
AS bersiap menandatangani kontrak pasokan senjata dan peralatan untuk Angkatan Bersenjata Ukraina senilai hingga $6 miliar.
Rencana bantuan itu akan mencakup sistem pertahanan udara Patriot, amunisi artileri, drone, senjata anti-drone, dan rudal udara-ke-udara yang akan dipasang pada jet tempur, menurut salah satu pejabat dan seseorang yang mengetahui rencana itu, seperti dilaporkan POLITICO.
Tank Abrams M1A1 AS Mundur, Hindari Drone Rusia
Ukraina telah menarik tank tempur Abrams M1A1 AS dari garis depan, sebagian karena taktik drone Rusia, menurut para pejabat Pentagon.
Sebelumnya, AS setuju untuk mengirim 31 Abrams ke Ukraina pada Januari 2023.
"Penyebaran drone berarti tidak ada lahan terbuka yang bisa Anda lalui begitu saja tanpa takut terdeteksi," kata seorang pejabat senior Pentagon, pada hari Kamis (25/4/2024).
“Sekarang, ada cara untuk melakukannya. Kami akan bekerja sama dengan mitra kami di Ukraina, dan mitra lain di lapangan, untuk membantu mereka memikirkan bagaimana mereka dapat menggunakannya, dalam lingkungan yang berubah saat ini, di mana segala sesuatunya dapat terlihat dengan segera," ujarnya.
Ukraina Belum Bisa Serang Rusia secara Besar-besaran
AS memperkirakan Ukraina tidak akan melancarkan operasi ofensif skala besar terhadap pasukan Rusia dalam waktu dekat.
Baca juga: Gegara Perang Rusia-Ukraina, Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal
Menurut seorang pejabat Pentagon, Ukraina perlu menerima pasokan senjata dan lainnya terlebih dahulu.
"Dalam kaitannya dengan apa yang kita lihat dalam operasi beberapa bulan ke depan, Ukraina perlu melakukan pembangunan kembali untuk menerima semua pasokan baru ini setelah mendapat jatah amunisi dan pasokan lainnya, serta memastikan bahwa mereka dapat mempertahankan posisi mereka," katanya.
Rusia-Ukraina Saling Luncurkan Drone, 10 Orang Tewas
Serangan artileri, roket, dan pesawat tak berawak yang intens di kedua sisi garis depan Rusia-Ukraina.
Sedikitnya 10 orang tewas dan lebih dari selusin orang terluka, menurut laporan para pejabat regional.
Serangan Rusia menewaskan sedikitnya enam orang di wilayah Donetsk, kata para pejabat Ukraina.
Sementara pejabat Rusia di selatan dan timur Ukraina melaporkan empat orang tewas.
NATO Minta China Jauhi Rusia
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, memperingatkan China agar berhenti mendukung Rusia dalam perangnya di Ukraina sebagai imbalan atas hubungan baik dengan Barat.
"Tiongkok harus berhenti mendukung perang Rusia di Ukraina jika ingin menikmati hubungan baik dengan negara Barat," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, di Berlin, Kamis.
Tahun lalu, Rusia mengimpor 90 persen mikroelektronikanya dari Tiongkok, yang digunakan untuk memproduksi rudal, tank, dan pesawat terbang.
Ia menuduh China berupaya untuk memberikan Rusia kemampuan satelit dan pencitraan yang lebih baik.
“Tiongkok mengatakan bahwa mereka menginginkan hubungan baik dengan negara-negara barat… Mereka tidak dapat melakukan keduanya," ujarnya, dikutip dari The Guardian.
Prancis Ingin Barat Tak Bergantung ke AS soal Hadapi Rusia
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa Eropa menghadapi ancaman nyata dari agresi Rusia.
Menurutnya, Eropa harus mengadopsi strategi pertahanan yang kredibel sehingga tidak terlalu bergantung pada AS.
Presiden Perancis itu menggambarkan perilaku Rusia setelah invasi ke Ukraina sebagai tanpa hambatan dan mengatakan tidak lagi jelas di mana batas Rusia untuk melanjutkan invasinya.
“Eropa kita, saat ini, adalah makhluk fana dan bisa mati," katanya.
Polandia Evaluasi Bantuan untuk Pengungsi Ukraina
Parlemen Polandia akan mempertimbangkan peraturan baru pada minggu depan yang mengharuskan semua warga Ukraina menunjukkan paspor yang masih berlaku untuk dapat mengakses tunjangan di Polandia.
Sebelumnya, pengungsi Ukraina dapat menerima bantuan dari pemerintah Polandia dengan menunjukkan dokumen lain yang membuktikan identitas mereka.
“Saya pikir banyak orang Polandia yang marah ketika mereka melihat pemuda Ukraina di hotel dan kafe, dan mereka mendengar betapa besarnya upaya yang harus kami lakukan untuk membantu Ukraina,” kata Menteri Pertahanan Polandia, Kosiniak-Kamysz.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)