News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Houthi Tembakkan 3 Rudal Balistik Anti-kapal di Lepas Pantai Yaman, Targetkan Kapal AS?

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal perusak USS Laboon milik AS menjadi sasaran serangan Houthi Yaman di laut Merah, Senin (15/1/2024). Badan Keamanan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan serangan Houthi terjadi di barat daya pelabuhan Mokha di Yaman.

TRIBUNNEWS.COM - Serangan terbaru militan Houthi Yaman melanda Laut Merah.

Menurut laporan, sebuah kapal rusak setelah diserang dua kali oleh rudal Houthi.

Badan Keamanan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan serangan Houthi terjadi di barat daya pelabuhan Mokha di Yaman.

Dikatakan pada serangan pertama, kapal mengalami ledakan di dekatnya dan dirasakan oleh awak kapal.

Pada serangan kedua, diyakini kapal tersebut dihantam dua rudal hingga mengalami kerusakan, AP News melaporkan.

Beberapa jam sebelumnya, perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey melaporkan serangan di pelabuhan Mokha.

“Tiga rudal terlihat” dalam insiden itu, kata Ambrey, dikutip dari Al Arabiya.

“Kapal tanker berbendera Panama adalah kapal yang paling dekat dengan kapal tersebut. Kapal tanker itu sebelumnya milik Inggris (tetapi)...kepemilikannya berubah pada November 2023,” menurut Ambrey.

Saat ini kapal tersebut terdaftar di Seychelles dan “sedang dalam perjalanan dari Primorsk, Rusia, ke Vadinar, India”.

Juru bicara Houthi Yahya Saree kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan itu di sebuah postingan di X.

"Pasukan angkatan laut Houthi telah menargetkan kapal minyak Inggris (Andromeda Star) di Laut Merah dengan sejumlah rudal angkatan laut yang sesuai, dan kapal itu langsung terkena serangan," ucap Juru bicara Houthi.

Baca juga: Rudal Taer Iran Disebut Ambil Bagian saat Pejuang Houthi Jatuhkan Drone MQ-9 Reaper Amerika Serikat

Komando Pusat AS (CENTCOM) juga membenarkan adanya serangan terhadap Andromeda Star, serta kapal lainnya, MV Maisha.

"Houthi menembakkan tiga rudal balistik anti-kapal di sekitar MV MAISHA dan ke MV Andromeda Star, kapal milik Inggris dan berbendera Panama, yang dioperasikan oleh Seychelles," kata CENTCOM, di X.

“MV Andromeda Star melaporkan kerusakan kecil, namun tetap melanjutkan pelayarannya,” tambahnya, sambil mengatakan tidak ada korban luka yang dilaporkan.

Serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah terbilang mulai mereda.

Meskipun terjadi penurunan serangan dalam beberapa pekan terakhir, kelompok Houthi mengatakan mereka “terus melakukan tindakan militer lebih lanjut terhadap semua sasaran musuh di Laut Merah, Laut Arab, dan Samudera Hindia”.

Kelompok Houthi mengaku bertindak sebagai solidaritas terhadap warga Palestina di tengah perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.

"Houthi telah melancarkan lebih dari 50 serangan terhadap pelayaran, menyita satu kapal dan menenggelamkan kapal lainnya sejak November," menurut Administrasi Maritim AS.

Para pejabat Amerika berspekulasi bahwa para militan mungkin kehabisan senjata sebagai akibat dari kampanye pimpinan AS melawan mereka dan terus menembakkan drone dan rudal dalam beberapa bulan terakhir.

Pasukan Koalisi AS Gagalkan Serangan Houthi terhadap Kapal Berbendera AS

Baru beberapa hari kemarin, Pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka telah menembak jatuh empat drone dan sebuah rudal anti-kapal yang diluncurkan oleh milisi Houthi Yaman.

Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan Komando Pusat AS (Centcom) di X, rudal tersebut kemungkinan besar menargetkan MV Yorktown, sebuah kapal pengiriman berbendera AS.

Baca juga: Koalisi Maritim AS Tak Ada Pengaruh, Houthi Yaman Leluasa Tembaki 102 Kapal dan Pelabuhan Israel

Dikatakan ada empat drone lain yang juga hancur.

“Ditentukan bahwa (rudal balistik anti-kapal) dan UAV (kendaraan udara tak berawak) menghadirkan ancaman besar terhadap kapal-kapal AS, koalisi, dan kapal dagang di wilayah tersebut,” bunyi pernyataan Centcom, dikutip dari Al Jazeera.

Militer AS mengatakan tidak ada korban luka atau kerusakan akibat serangan tersebut.

Insiden itu terjadi setelah Houthi mengumumkan bahwa mereka akan terus “mengambil tindakan militer lebih lanjut terhadap semua sasaran musuh di Laut Merah, Laut Arab, dan Samudera Hindia”.

Sementara itu, dalam insiden lain, kapal militer Yunani mencegat 2 drone yang diluncurkan Houthi.

“Pada Kamis (25/4/2024) pagi kapal fregat Yunani Hydra, ketika sedang mengawal sebuah kapal dagang di Teluk Aden, menembaki dua drone,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.

Satu hancur, sementara yang lain menjauh.

Yunani memasok kapal fregat ke misi Uni Eropa (UE), yang disebut Aspides.

Fregat itu diluncurkan pada bulan Februari untuk menggagalkan serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah.

Sebelumnya pada hari Jumat (25/4/2024), Komando Pusat AS mengatakan bahwa pasukan koalisi telah menghancurkan dua drone di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi setelah kelompok tersebut meluncurkan rudal balistik ke Teluk Aden.

Serangan rudal yang diluncurkan pada hari Kamis menargetkan, namun tidak mengenai, kapal kargo MSC DARWIN VI berbendera Liberia, menurut Pusat Informasi Maritim Gabungan.

Kelompok Houthi mengklaim serangan itu dan menuduh kapal itu milik Israel.

Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar pantai Laut Merah Yaman, adalah bagian dari “poros perlawanan” yang terdiri dari sekutu dan proksi Iran yang menargetkan Israel atas perangnya melawan Hamas.

Serangan Houthi telah memicu serangan balasan dari Amerika Serikat dan Inggris sejak bulan Januari.

Houthi tembak jatuh drone MQ-9 Reaper milik militer AS

Dalam perkembangan lain, Houthi Yaman mengklaim menembak jatuh drone MQ-9 Reaper milik militer AS lainnya pada Sabtu (27/4/2024) .

Kelompok Houthi mengatakan mereka menembak jatuh Predator dengan rudal darat ke udara, bagian dari serangkaian serangan baru minggu ini yang dilakukan.

Baru-baru ini mereka juga merilis video yang terkait dengan bagian-bagian pesawat tak berawak tersebut.

Para pejabat di Pentagon, Komando Pusat AS dan Angkatan Udara AS tidak segera membalas permintaan komentar pada hari Sabtu (27/4/2024) atas rekaman Houthi.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini