Pada bulan Maret, dinas penjaga perbatasan Ukraina melaporkan kematian tenggelam ke-22 di Sungai Tisza sejak dimulainya konflik pada Februari 2022.
Sungai yang terletak di perbatasan Ukraina dengan Rumania ini semakin banyak dilalui oleh mereka yang berusaha melarikan diri ke luar negeri di tengah krisis pertempuran.
Namun, pejuang Azov tidak menunjukkan simpati terhadap mereka yang tenggelam, dengan alasan bahwa mereka seharusnya pergi ke garis depan dan mati sebagai “pejuang sejati”.
“Pergi dan mati seperti pria sejati bukannya tenggelam seperti tikus,” katanya kepada TSN.
Sebelumnya, komandan Angkatan Darat Ukraina, Jenderal Aleksandr Pavlyuk, juga mengecam mereka yang menunjukkan simpati terhadap tewasnya para pengelak wajib militer.
Perasaan seperti itu yang ditunjukkan secara terbuka melemahkan rancangan upaya tersebut dan diduga menguntungkan Rusia, klaim sang jenderal pada akhir Maret.
Menurut Pavlyuk, setiap kritik terhadap rancangan upaya tersebut “gagal mencapai poin utama: bahwa adalah ilegal bagi laki-laki untuk menghindari kewajiban konstitusional mereka untuk membela Ukraina.”
Sementara Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan, pemerintah telah menghentikan layanan pembuatan paspor dan perpanjangan paspor agar warganya yang di dalam negeri tak bisa keluar dan yang di luar negeri segera pulang ke tanah air.
Ia menyebutkan, dalam situasi seperti ini, warga Ukraina harus secara sadar untuk mendaftarkan diri dalam wajib militer.
Dikutip dari Strana, Menlu Ukraina menyebut bahwa warganya yang menolak pulang ke tanah air untuk menjadi tentara bisa disebut sebagai pengkhianat.
Penghindaran rancangan undang-undang telah menjadi masalah yang semakin mendesak bagi Kiev selama konfliknya dengan Moskow. Banyak pengelak wajib militer mencoba melarikan diri dari Ukraina secara ilegal.
Sekitar 20.000 orang diselundupkan melintasi perbatasan pada akhir Agustus 2023, menurut perhitungan BBC. Stasiun penyiaran Inggris juga melaporkan bahwa upaya penyeberangan ilegal terjadi setiap hari.
Reaksi pihak berwenang Ukraina terhadap upaya tersebut semakin keras. Video yang diterbitkan oleh media Ukraina pada bulan Maret menunjukkan penjaga perbatasan secara brutal memukuli puluhan pria yang ditahan ketika mereka berusaha menyeberang ke Rumania secara ilegal untuk menghindari wajib militer.
Penjaga perbatasan mengkonfirmasi penahanan tersebut pada saat itu dengan menerbitkan foto-foto orang-orang yang berlutut di depan petugas keamanan Ukraina.