TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh pada Senin (29/4/2024) mengatakan dermaga sementara yang sedang dibangun militer AS di lepas pantai Gaza akan mulai beroperasi pada bulan Mei.
“Kami dijadwalkan berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan kami pada awal Mei,” kata Sabrina Singh kepada wartawan, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Sabrina Singh juga mengatakan dermaga ini telah menelan biaya sekitar 320 juta miliar dollar atau Rp 5,1 triliun.
“Itu kira-kira perkiraan kasar kami saat ini, sekitar 320 juta dollar,” kata Sabrina Singh, dikutip dari Al-Arabiya.
Namun ia menekankan bahwa itu adalah biaya awal yang ditetapkan.
“Itu adalah biaya awal untuk dermaga sementara," tambahnya.
Sebagai informasi, Pentagon telah mengumumkan pada tanggal 8 Maret 2024 akan melakukan misi darurat untuk mendirikan dermaga sementara di pantai Gaza.
Tujuan didirikan dermaga tersebut adalah untuk mengirimkan hingga 2 juta makanan bantuan kemanusiaan per hari.
Misi tersebut mencakup dermaga terapung, jalan lintas sepanjang 1.800 kaki yang akan terhubung ke pantai dan kapal pendukung.
Nantinya, bantuan akan diangkut melalui kapal komersial ke platform terapung bermil-mil di lepas pantai Gaza.
Di mana bantuan tersebut akan dipindahkan menggunakan kapal yang lebih kecil, di bawa ke dermaga dan di bawa ke darat untuk disalurkan.
Rencana pembangunan ini pertama kali diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada awal Maret.
Baca juga: AS Kebut Pembangunan Dermaga Bantuan Gaza, Klaim Bakal Siap Beroperasi 2 Pekan Lagi
Saat itu, Israel telah menunda pengiriman bantuan melalui darat.
Kemudian pada tanggal 25 April 2024, Pentagon mengatakan bahwa kapal militer AS telah mulai membangun tahap awal dermaga sementara.
“Saat ini, Anda sedang melihat pembangunan dermaga terapung sementara, dan kemudian Anda akan mulai melihat pembangunan jalan lintas,” kata Singh.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Serangan ini telah menewaskan 34.500 orang di Gaza.
Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Korban luka akibat serangan Israel hingga saat ini telah mencapai 77.600 orang.
Lebih dari enam bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen warga mengungsi.
Situasi kemanusiaan di Gaza yang telah hancur akibat operasi Israel melawan Hamas selama lebih dari enam bulan masih mengerikan.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan pekan lalu, bahwa seluruh penduduk Gaza menghadapi kerawanan pangan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Pentagon dan Konflik Palestina vs Israel