News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Terungkap, Pencegat Rudal Milik AS Gagal Halau Serangan Balasan Iran ke Israel

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi rudal Iran. --- Sistem pertahanan rudal milik AS gagal cegat rudal dan drone Iran dalam serangan balasannya ke Israel pada 13 April 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, Radio Angkatan Darat Israel, mengatakan pertahanan udara Amerika Serikat (AS) sebagian besar gagal untuk mengusir rudal balistik yang diluncurkan oleh Iran dalam serangan balasannya ke Israel pada 13 April lalu.

Iran saat itu meluncurkan 300 rudal dan drone dari wilayahnya menuju situs militer Israel.

“Sistem Amerika yang bekerja melawan rudal balistik Iran selama serangan terhadap Israel sebagian besar gagal," lapor Radio Angkatan Darat Israel, Rabu (1/5/2024).

“Dari 8 rudal yang diluncurkan dari laut, hanya dua yang ditembak jatuh," lanjutnya.

Radio Angkatan Darat Israel tidak memberikan sumber informasinya, juga tidak menunjukkan nasib rudal yang gagal dicegat oleh pertahanan AS.

Belum ada komentar langsung dari AS mengenai laporan tersebut.

Israel dan AS mengatakan pada saat itu bahwa mereka mampu mencegat sebagian besar rudal dan drone yang diluncurkan oleh Iran.

Sebelumnya, Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.

Serangan Israel itu meruntuhkan sebagian besar kompleks itu dan menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi, Komandan Pasukan Quds elit Iran.

Iran membalas Israel dengan meluncurkan Operasi Janji Sejati, yang menembakkan 300 drone dan rudal ke situs militer Israel pada 13 April 2024.

AS bersama mitranya Inggris, Prancis, dan Yordania melumpuhkan sebagian besar serangan rudal dan drone Iran ke Israel dengan jet tempur dan sistem pertahanannya.

Baca juga: Di Balik Meredanya Konflik Iran-Israel, Apa Peran AS untuk Cegah Perang Baru?

Para pejabat AS mengatakan kepada ABC News dan Wall Street Journal bahwa lima rudal balistik Iran menghantam Pangkalan Udara Nevatim di Israel selatan dan merusak sebuah pesawat angkut.

Empat rudal balistik tambahan menghantam Pangkalan Udara Negev, namun tidak ada kerusakan signifikan yang dilaporkan.

Bagaimana AS Lindungi Israel?

Presiden AS, Joe Biden, telah mengirim kapal dan pesawat perusak pertahanan rudal balistik ke wilayah Israel selama seminggu sebelum Iran melakukan serangan balasan.

Kapal dan pesawat itu telah dipersiapkan oleh Departemen Pertahanan AS selama dua minggu sebelum serangan balasan dari Iran ke Israel.

“Atas arahan saya, untuk mendukung pertahanan Israel, militer AS memindahkan pesawat dan kapal perusak pertahanan rudal balistik ke wilayah tersebut selama seminggu terakhir,” kata Joe Biden, dikutip dari AP, Sabtu (13/4/2024) malam.

“Berkat pengerahan ini dan keterampilan luar biasa dari prajurit kami, kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk," ujarnya.

Setelah serangan balasan Iran, pasukan AS masih berada di sekitar Israel untuk berjaga-jaga jika terjadi serangan lagi.

Menurut tiga pejabat AS, banyak rudal balistik Iran yang tidak mencapai tujuannya di Israel karena gagal saat peluncuran atau tidak berfungsi selama penerbangan.

Iran mengaku telah memberitahu negara tetangganya tentang rencana serangan balasan ke Israel agar mereka dapat melindungi wilayah udara mereka.

Di sisi lain, AS memainkan peran politiknya melalui rekan-rekannya di negara-negara Teluk yang kemungkinan berbagi informasi intelijen mereka.

Pasukan AS, yang didukung oleh kapal perusak Komando Eropa-AS, menghancurkan lebih dari 80 drone serang satu arah dan setidaknya enam rudal balistik yang ditujukan ke Israel dari Iran dan Houthi di Yaman.

Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menunjukkan dia berbicara saat berkunjung di pameran prestasi kedirgantaraan IRGC di Teheran pada 19 November 2023. (KHAMENEI.IR / AFP)

Akar Hubungan Israel dan Iran

Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.

Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan mitra Israel.

Setelah revolusi Iran, Israel menuduh Iran yang menerapkan kebijakan anti-Israel, telah mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.

Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.488 jiwa dan 77.643 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (29/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Iran VS Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini