TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terus mengawasi pembuatan drone atau pesawat tak berawak pembom bunuh diri.
Kim Jong Un menyerukan produksi massal skala cepat drone tersebut, demikian media pemerintah Korea Utara melaporkan pada Jumat (15/22/204) dikutip dari Yonhap.
Kim Jung On menguji berbagai jenis pesawat nirawak bunuh diri, yang diproduksi oleh lembaga afiliasi Kompleks Teknologi Udara Tak Berawak dan perusahaan terkait.
"Pesawat tak berawak serangan bunuh diri yang akan digunakan dalam berbagai jarak serang tersebut akan menjalankan misi untuk menyerang secara tepat setiap target musuh di darat dan di laut," tulis Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Pengujian tersebut melibatkan drone yang secara tepat mengenai target setelah terbang di sepanjang berbagai rute taktis yang telah ditentukan, tulis media itu.
Kim Jong Un menyatakan kepuasannya terhadap pesawat nirawak baru tersebut dan menggarisbawahi perlunya segera melakukan produksi massal skala penuh.
Dengan mengatakan bahwa pesawat nirawak muncul sebagai "persyaratan penting dalam aspek militer dewasa ini."
"Persaingan dalam penggunaan pesawat tanpa awak sebagai alat utama kemampuan militer semakin ketat di dunia," katanya.
Dia menyoroti semakin luasnya jangkauan penerapan militernya, rendahnya biaya produksi, dan jalur produksi yang sederhana.
Kim menegaskan bahwa negaranya memiliki "kemungkinan dan potensi penuh untuk memproduksi dan memperkenalkan berbagai jenis pesawat tanpa awak" dan akan mengupayakan kemungkinan untuk menggabungkan dan menerapkan "metode taktis yang baru dan menjanjikan" sebagaimana yang dipersyaratkan oleh peperangan modern.
"Partai Pekerja Korea baru-baru ini menekankan pentingnya upaya menggabungkan sistem perangkat keras militer tak berawak dengan rencana operasional secara sempurna," kata Kim, menggarisbawahi perlunya sistem produksi serial sedini mungkin dan beralih ke "produksi massal skala penuh."
KCNA melaporkan bahwa inspeksi terbaru Kim menandai "momen penting" yang memberikan momentum bagi upaya negara untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanannya.
Seraya menambahkan bahwa pesawat tanpa awak "praktis dan penting" dalam memperkuat kemampuan pertahanan nasional, serta menghalangi tantangan dan ancaman.
Korea Utara pertama kali mengungkapkan uji kinerja pesawat nirawak serangan bunuh diri pada bulan Agustus, yang juga diawasi oleh Kim di lokasi.