News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

1.000 Pasukan AS Menyingkir, Rusia Rebut Pangkalan Militer Dekat Bandara Niger

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Rusia berhasil mengambil alih pangkalan udara 101 milik militer Amerika Serikat yang berada di sebelah Bandara Internasional Diori Hamani di Niamey, ibu kota Niger.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Pasukan Rusia berhasil mengambil alih pangkalan udara 101 milik militer Amerika Serikat yang berada di sebelah Bandara Internasional Diori Hamani di Niamey, ibu kota Niger.

Laporan ini mencuat usai pejabat senior pertahanan AS yang enggan disebutkan namanya mengungkap bahwa pasukan Rusia sukses memasuki pangkalan udara di Niger usai 1.000 tentara AS dan para sekutunya meninggalkan kawasan Afrika.

“Pihak Rusia telah menggunakan hanggar terpisah di pangkalan tersebut, yang dikenal sebagai Pangkalan Udara 101,” kata sumber kepercayaan AS.

Pangkalan militer 101 dibangun AS dengan menelan biaya lebih dari 100 juta dolar AS. Sejak tahun 2018, pangkalan ini digunakan AS untuk menargetkan militan ISIS dan Jama'at Nusrat al-Islam wal Muslimeen (JNIM) yang berafiliasi dengan Al Qaeda.

Militer Niger menilai kehadiran AS di wilayahnya sebagai tindakan ilegal karena mengganggu kedaulatan warga Niger, sejak saat itu junta Niger mengakhiri perjanjian militer yang mengizinkan personel AS ditempatkan di negara tersebut.

Akhirnya, Washington mulai memindahkan sebagian pasukannya di Niger dari Pangkalan Udara 101 ke Pangkalan Udara 201 di kota Agadez. Selain meninggalkan Niger, pasukan AS juga telah meninggalkan kawasan Chad.

“Kehadiran AS di wilayah Republik Niger adalah ilegal dan melanggar semua aturan konstitusional dan demokratis yang mengharuskan rakyat yang berdaulat diajak berkonsultasi mengenai penempatan tentara asing di wilayahnya,” juru bicara militer Niger Kolonel kata Amadou Abdramane dalam pernyataan yang mengecam di televisi nasional.

Baca juga: Tak Rela Negaranya Jadi Pangkalan Terbang Drone Militer, Ratusan Warga Niger Demo Usir Tentara AS

Junta Niger juga mendesak tentara Prancis untuk pergi dari kawasan Mali dan Burkina Faso alam beberapa hari terakhir, sebagaimana dikutip dari CNN International.

Kesempatan ini yang kemudian dimanfaatkan Rusia untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Afrika, menjadikan Moskow sebagai negara sahabat yang tidak memiliki beban kolonial di benua tersebut.

Baca juga: Rusia Kirim Senjata dan Pasukan Berpengalaman ke Niger Juga Pasang Sistem Pertahanan Udara

Bahkan sejak keduanya sepakat untuk menjalin kerjasama bilateral dan militer pada Januari kemarin, Rusia perlahan mulai mengirim peralatan dan 100 pasukan bayaran Grup Wagner ke Niger untuk membantu melawan pemberontak jihad.

Kehadiran pelatih militer Rusia disebut bukan hanya untuk melatih pasukan Niger tetapi juga mengajarkan cara mengoperasikan peralatan militer yang dikirim Rusia, termasuk sistem pertahanan udara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini