News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Front Populer Pembebasan Palestina Incar Tentara Bayaran Eks-Pasukan Khusus AS di Perbatasan Rafah

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tank tentara Israel mengambil posisi di Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 6 Mei 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (Photo by Menahem KAHANA / AFP)

Front Populer untuk Pembebasan Palestina Incar Tentara Bayaran Eks-Pasukan Khusus Angkatan Darat AS di Rafah

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) memperingatkan kalau kehadiran pihak non-Palestina dalam pengelolaan penyeberangan Rafah akan diperlakukan sebagai kekuatan asing, pasukan pendudukan, dan menjadi target perlawanan yang sah.

Peringatan ini sebagai respons adanya rencana Israel menyewa perusahaan keamanan swasta asal Amerika Serikat (AS) yang mempekerjakan veteran dari unit elite di Angkatan Darat AS.

Baca juga: Front Populer Pembebasan Palestina: Tentara Inggris yang Injakkan Kaki di Gaza Target Sah Perlawanan

Front tersebut, dalam sebuah pernyataan pada Selasa (7/5/2024) malam, menekankan kalau penyeberangan Rafah adalah murni penyeberangan Palestina-Mesir berdasarkan hukum internasional.

PFLP juga menegaskan, pihak Palestina berwenang untuk mengelolanya berdasarkan perjanjian dengan pihak Mesir.

Mereka juga menekankan kalau setiap rencana untuk menghadirkan non-Pihak Palestina dalam bentuk apa pun termasuk atau perusahaan keamanan swasta dalam pengelolaan penyeberangan pasti akan gagal.

"Hal itu tidak akan terjadi dan hanya akan ditangani dengan kekuatan senjata," tambah pernyataan tersebut.

Penyerbuan Rafah Adalah Kejahatan Berbalut Taktik Militer

FPLP menegaskan, penyerbuan penyeberangan Rafah oleh pasukan pendudukan Israel adalah “kejahatan" berbalut taktik militer demi mendapatkan "gambaran palsu tentang kemenangan".

Penyerbuan Rafah, kata FPLP juga bertujuan untuk meningkatkan tekanan pada pihak milisi perlawanan agar melunakkan posisi mereka mengenai kesepakatan tersebut.

"Invasi Rafah dilakukan juga untuk memuaskan kelompok sayap kanan dan sayap kanan Israel, para pemimpin fasis dalam pemerintahan perang Zionis," kata PFLP.

Front ini menekankan, kejahatan Israel ini hanya akan mengakibatkan lebih banyak pembunuhan, kehancuran, dan kelaparan terhadap warga sipil yang tidak berdaya.

"PFLP bersumpah tidak akan memberikan keamanan bagi entitas Israel dan tidak akan bisa membebaskan tahanan yang ditahan oleh kelompok perlawanan," kata mereka.

Baca juga: Tank-Tank Israel Rebut Kendali Penyeberangan Rafah, Mesir Siaga, Siapkan Semua Skenario Perang

Berisi Veteran Unit Elite Angkatan Darat AS

Seperti diberitakan, media Israel melansir kabar kalau Israel berencana menyewa sebuah perusahaan keamanan swasta dari Amerika Serikat (AS) untuk mengambil alih pengelolaan perbatasan Rafah dengan Mesir setelah berakhirnya operasi militer Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan.

Surat kabar tersebut melaporkan, Israel berkomitmen kepada AS dan Mesir untuk melakukan operasi militer terbatas di Rafah, yang dimulai pada hari Senin.

Baca juga: Tentara Israel Masuk Menyerbu Rafah, Mesir Tutup Pintu Penyeberangan Pakai Balok Beton

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini