TRIBUNNEWS.com - Israel melancarkan serangan ke Rafah pada Senin (6/5/2024), setelah mengeluarkan perintah evakuasi terhadap 100 ribu warga di sebagian wilayah Rafah timur.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga mengambil alih perbatasan Rafah dan Mesir sehingga menyebabkan akses bantuan kemanusiaan terhambat.
Serangan Israel terjadi setelah Hamas menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan mediator.
Dirangkum Tribunnews.com dari The Guardian, Al Jazeera, dan Palestine Chronicle, berikut ini reaksi dunia atas serangan Israel ke Rafah:
PBB Memohon kepada Sekutu Israel
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, terus menyerukan gencatan senjata sebanyak tiga kali dalam waktu kurang 24 jam menyusul serangan Israel ke Rafah.
Ia memohon kepada sekutu Israel untuk menggunakan kekuatan apapun yang mereka miliki demi menghentikan invasi ke wilayah perbatasan dengan Mesir itu.
"Saya mengimbau kepada semua pihak yang punya pengaruh terhadap Israel, untuk melakukan segala upaya demi membantu mencegah tragedi yang lebih besar lagi."
"Komuniatas internasional mempunyai tanggung jawab bersama untuk mendorong senjata kemanusiaan, pembebasan semua sandera tanpa syarat, dan peningkatan besar-besaran bantuan untuk menyelamatkan nyawa," urai Guterres.
UE: Serangan di Rafah Sebabkan Kehancuran
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) mengatakan "operasi di Rafah sedang terwujud", di tengah serangan Israel yang terus terjadi.
Ia mengatakan, invasi apapun "yang hanya akan menyebabkan risiko kemanusiaan yang lebih buruk, tidak dapat diterima."
"Gencatan senjata segera dan pembebasan tanpa syarat bagi semua sandera sangat mendesak. Saat kelaparan terjadi di Gaza, Israel harus memastikan akses (bantuan) kemanusiaan," imbuhnya di X.
Baca juga: Sirene di 4 Kota Israel Meraung Keras, Al-Qassam Targetkan Poros Netzarim, IDF Diserang Bertubi-tubi
Palang Merah: Eskalasi di Rafah Bahayakan Banyak Nyawa
Sekretaris Jenderal dan CEO Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Jagan Chapagian, menuliskan di X, gangguan apapun di perbatasan Rafah dan Mesir bisa menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga sipil Palestina yang membutuhkan.
"Rafah adalah jalur vital. (Warga sipil di Gaza) kekurangan makanan, air minum, sanitasi, layanan kesehatan, dan keselamatan," kata dia.
Chapagian pun mendesak Israel dan Hamas untuk sama-sama membebaskan semua sandera tanpa syarat.