"Saya mendesak semua pihak untuk membebaskan semua sandera secara aman, demi perlindungan warga sipil, petugas kesehatan dan fasilitas, serta akses tanpa hambatan bagi organisasi seperti (Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina) di seluruh Jalur Gaza, untuk menyelamatkan nyawa dan meringankan penderitaan," tandasnya.
Brasil Kutuk Israel
Brasil mengecam dimulainya serangan Israel terhadap Rafah.
Kementerian Luar Negeri Brasil menilai serangan itu bisa membahayakan upaya gencatan senjata yang sedang berlangsung.
"Israel telah memilih untuk dengan sengaja menyerang Rafah yang diketahui dipenuhi warga sipil."
"Israel mengabaikan seruan dari komunitas internasional, termasuk sekutu terdekatnya," bunyi pernyataan Kemenlu Brasil.
LSM Inggris Desak Pemerintah Cegah Serangan ke Rafah
Lebih dari 30 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Inggris telah menandatangani pernyataan bersama.
Dalam pernyataan itu, mereka mendesak pemerintah Inggris untuk segera mencegah serangan lebih lanjut Israel terhadap Rafah.
Baca juga: 100 Dokter di Gaza Hilang tanpa Jejak, Kemenkes Italia: Israel Melakukan Genosida Sistematis
LSM-LSM yang berpartisipasi dalam aksi itu antara lain Action Aid UK, Christian Aid UK, Care International UK, Medical Aid for Palestine, hingga Save the Children UK.
Mereka mengatakan pernyataan berulang-ulang oleh politisi Inggris "telah diabaikan oleh Israel."
"Kegagalan para pemimpin kita untuk membuktikan kata-kata dengan tindakan yang berarti adalah hal yang sangat mencolok," kata mereka, seraya menyerukan kepada pemerintah agar "akhirnya bertindak untuk menghentikan pembantaian terhadap warga sipil di Gaza."
"Inggris harus segera bertindak untuk menghentikan serangan lebih lanjut terhadpa Rafah, menuntut gencatan senjata segera, melanjutkan pendanaan ke UNRWA, dan menangguhkan penjualan senjata ke Israel," tegas mereka.
"Gencatan senjata adalah satu-satunya cara untuk menghentikan kematian dan kehancuran (di Gaza), memberikan lebih banyak bantuan pada mereka yang sangat membutuhkan, dan membeaskan para sandera secara aman. Tudak ada rencana B untuk warga sipil di Rafah," pungkas mereka.
Jerman: 1,5 Juta Orang 'Tidak Bisa Hilang Begitu Saja'
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan "serangan besar" di Rafah seharusnya tidak boleh dilakukan.
"Satu setengah juta orang tidak bisa hilang begitu saja. Mereka membutuhkan perlindungan."