“Ini adalah perkembangan yang keterlaluan. Sekali lagi, nyawa staf PBB berada dalam risiko serius,” tambahnya.
Insiden yang terjadi 2 kali dalam seminggu ini, membuat Lazzarini harus memutuskan untuk menutup markas secara sementara.
Apabila keadaan sudah kembali kondusif, Lazzarini berjanji akan membuka kembali markas UNRWA di Yerusalem Timur ini.
“Mengingat insiden mengerikan kedua yang terjadi dalam waktu kurang dari seminggu ini, saya telah mengambil keputusan untuk menutup kompleks kami sampai keamanan pulih kembali," jelasnya.
Sebelumnya, pemukim Israel telah melancarkan serangan yang sama di markas UNRWA Yerusalem Timur dengan jarak waktu dua hari.
Selain itu, Lazzarini menyesalkan bahwa selama beberapa bulan terakhir, staf PBB sering menjadi sasaran pelecehan dan intimidasi.
“Kompleks kami telah dirusak dan dirusak secara parah. Dalam beberapa kesempatan, ekstremis Israel mengancam staf kami dengan senjata," jelasnya.
UNRWA, yang mengkoordinasikan hampir semua bantuan ke Gaza yang dilanda perang, berada dalam krisis sejak Januari ketika Israel menuduh sekitar 13.000 pegawainya di Gaza terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Hal ini menyebabkan banyak negara donor, termasuk donor utamanya Amerika Serikat menanggukan pendanaan untuk UNRWA.
Namun negara-negara lain seperti Uni Eropa, Kanada, dan Swedia kemudian menarik kembali dana tersebut dan berencana melanjutkan pendanaan.
UNRWA merupakan badan bantuan yang telah dibentuk lebih dari 70 tahun yang lalu oleh Majelis Umum PBB.
Badan ini dibentuk untuk memberikan dukungan penting kepada jutaan pengungsi Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, Suriah dan wilayah lain di mana sejumlah besar warga Palestina yang terdaftar tinggal.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Pemukim Israel dan UNRWA