News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tank-Tank IDF Menyemut, AS: Israel Kerahkan Kekuatan yang Cukup untuk Besar-besaran Menyerang Rafah

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tank-tank Pasukan Israel (IDF) menyemut jelang invasi besar-besaran mereka ke Rafah, Gaza Selatan. Israel menilai Rafah yang juga hunian jutaan pengungsi, adalah benteng terakhir gerakan Hamas di Jalur Gaza.

Tank-Tank IDF Menyemut, AS: Israel Kerahkan Kekuatan yang Cukup untuk Menyerang Rafah
 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) memperkirakan Israel mengerahkan 'cukup' pasukan IDF di pinggiran Rafah, selatan Jalur Gaza, untuk melanjutkan invasi besar-besaran ke kota tersebut dalam beberapa hari, menurut jaringan berita Amerika CNN.

Retorika kata 'cukup' yang dimaksud oleh AS bisa ditinjau lewat sebuah gambar yang menunjukkan kalau tank-tank IDF seperti menyemut, saking banyaknya, jelang invasi besar-besaran ke Rafah.

Israel memang sudah menyatakan akan menggempur Rafah dengan kekuatan besar karena mereka anggap sebagai benteng terakhir pertahanan Hamas.

Baca juga: Israel Pakai Kekuatan Penuh Gempur Rafah Timur, IDF Larang Warga Gaza Dekati Perbatasan Mesir

Namun, meski Israel sudah menyiapkan pasukan skala besar, dua pejabat senior AS tidak yakin apakah Tel Aviv telah membuat keputusan akhir untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap Rafah.

Kalau memang Israel sudah final memutuskan menggempur Rafah habis-habisan, maka dua narasumber pejabat AS tersebut menggambarkan tindakan tersebut  sebagai “tantangan langsung terhadap Presiden Joe Biden.”

Salah satu pejabat memperingatkan, Israel belum melakukan persiapan yang memadai, termasuk membangun infrastruktur pangan, kebersihan dan tempat tinggal, sebelum mengevakuasi lebih dari satu juta warga Gaza yang saat ini tinggal di Rafah.

Baca juga: Invasi Israel Adalah Upaya Putus Asa, Bahkan AS Sebut Serbuan ke Rafah Sia-sia, Hamas akan Tetap Ada

Tenda didirikan di sepanjang pantai di Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah oleh warga Palestina yang meninggalkan Rafah di bagian selatan wilayah Palestina pada 12 Mei 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Photo by AFP) (AFP/-)

AS Sebut Israel Sembrono, Friksi Makin Tajam

Amerika Serikat berulang kali mengeluarkan peringatan kepada Israel agar tidak melancarkan serangan besar di Rafah yang padat penduduknya.

Pekan lalu, Biden sendiri menyampaikan peringatan ini lewat cara yang paling jelas, ketika berbicara kepada CNN tentang niat Amerika Serikat untuk menahan sejumlah pengiriman senjata tambahan ke Israel jika Israel memutuskan untuk menyerang Rafah.

Aksi Biden ini membuat friksi AS-Israel, khusunya hubungan sang presiden dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, semakin tajam.

“Presiden sudah jelas bahwa dia tidak akan menyediakan senjata ofensif tertentu untuk operasi semacam itu jika hal itu terjadi,” kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, Senin.

Ketika perang memasuki bulan kedelapan, para pejabat Amerika mempertanyakan pendekatan Israel terhadap perang tersebut, termasuk secara terbuka menunjukkan bahwa Israel tidak mungkin mencapai tujuan yang dinyatakan untuk menghancurkan Hamas dan menghilangkan kepemimpinannya.

Baca juga: Invasi Rafah Bakal Sia-sia, Eks-Panglima Perang IDF: Kami Gagal Membunuh Al-Deif dan Yahya Sinwar

Tentara IDF beroperasi di Jalur Gaza, Januari 2024. /Kredit foto: IDF (Via JPost)

Baca juga: Invasi Israel Adalah Upaya Putus Asa, Bahkan AS Sebut Serbuan ke Rafah Sia-sia, Hamas akan Tetap Ada

Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken memperingatkan bahwa “pendekatan sembrono terhadap Rafah dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan,” mempertanyakan kemungkinan melenyapkan Hamas.

Orang kedua di Departemen Luar Negeri AS, Kurt Campbell, juga mengatakan pada hari Senin bahwa ada ketegangan yang jelas dengan Israel mengenai “definisi kemenangan.”

Dia berkata: “Kadang-kadang ketika kita mendengarkan dengan seksama para pemimpin Israel, mereka sering berbicara tentang gagasan untuk mencapai semacam kemenangan yang luar biasa dan penuh,” sambil menekankan: “Kami tidak percaya bahwa hal ini mungkin terjadi.”
 

(oln/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini