TRIBUNNEWS.COM - Adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, sekali lagi membantah adanya tranfer senjata antara Korea Utara dan Rusia, Washington Post melaporkan.
Pernyataan Kim Yo Jong merupakan respons terhadap tuduhan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) bahwa Pyongyang mengekspor senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina.
Kim Yo Jong menyebut, bahwa klaim AS dan Seoul sebagai teori paling absurb yang tidak layak untuk ditafsirkan, Voice of America (VOA) melaporkan.
"Teori yang salah," kata Kim Yo Jong, seperti dikutip dari KCNA pada Jumat (17/5/2024).
Ia juga menyebutnya sebagai rumor yang sengaja disebarkan oleh musuh Korea Utara.
Baik Kremlin mau pun Korea Utara, yang mempererat hubungan militer mulai tahun kemarin, membantah tuduhan tersebut.
Hubungan antara kedua negara semakin menguat lantaran kunjungan Kim Jong Un ke Rusia pada September 2023 kemarin, dikutip dari Al Arabiya.
Selama perjalanan tersebut, Kim Jong Un juga berjumpa dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Wanita itu menambahkan, pengembangan senjata di Korea Utara tidak dimaksudkan untuk ekspor, tetapi untuk pertahanan melawan Korea Selatan.
Secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih berperang, buntut dari konflik tahun 1950-1953 silam, berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian.
Amerika Serikat jatuhkan sanksi baru ke Rusia
Baca juga: Geram Negaranya Diancam, Kim Yo-jong, Adik Kim Jong-un Mencaci Presiden Korsel
Dalam perkembangan terpisah, belum lama ini, ASĀ mengumumkan sanksi baru pada hari Kamis (16/5/2024) terhadap dua individu Rusia dan tiga perusahaan Rusia.
Diklaim mereka memfasilitasi transfer senjata antara Rusia dan Korea Utara, termasuk rudal balistik untuk digunakan di Ukraina.
"Puing-puing dari sebuah rudal yang mendarat di kota Kharkiv di Ukraina pada 2 Januari berasal dari rudal balistik seri Hwasong-11 Korea Utara," kata pengamat sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada komite Dewan Keamanan dalam sebuah laporan yang dilihat oleh Reuters.
Para pemimpin mitra utama Korea Utara, Tiongkok dan Rusia, bertemu pada hari Kamis (16/5/2024).