TRIBUNNEWS.COM - Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh menyampaikan pidatonya untuk rakyat Palestina saat peringatan ke-76 Nakba 1948, Rabu (15/5/2024).
“Kami yakin bahwa agresi ini akan hancur, dan mereka akan dikalahkan dan diusir dari tanah kita," ujarnya dalam pidato yang disiarkan di televisi, mengutip MEMRI.
"Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, darah para martir dan yang terluka, penderitaan para tahanan kita, dan beban yang mereka tanggung tersebut tidak akan sia-sia, Insya Allah."
“Kita harus bersama-sama dalam hal ini dan bersatu untuk mengalahkan musuh."
"Kita harus bersatu di Gaza, dan di semua kota dan desa di Tepi Barat, dan di tanah yang diduduki di dalam Israel."
“Kita harus bangkit menghadapi musuh."
"Rakyat Palestina yang merdeka harus bergerak di semua lini – di Yordania, Suriah, dan Lebanon, dan di tempat-tempat diaspora, di mana mereka hidup sebagai pengungsi."
"Mereka perlu meningkatkan konfrontasi untuk mengakhiri agresi brutal ini, dan untuk mewujudkan rencana pembebasan dan pemulangan para pengungsi.”
Israel Matikan Negosiasi soal Gencatan Senjata
Dalam kesempatan yang sama, Haniyeh juga mengatakan Israel telah melakukan amandemen terhadap proposal gencatan senjata yang membuat negosiasi berada di “jalan buntu.”
Dilansir palestinechronicle.com, Haniyeh menekankan bahwa Hamas baru-baru ini mengumumkan penerimaannya soal proposal yang diajukan oleh Mesir dan Qatar, yang diketahui dan diikuti oleh pemerintah Amerika.
Tetapi, Israel menolaknya.
Baca juga: Begini Foto-foto PM Malaysia Anwar Ibrahim & Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang Sempat Dihapus Meta
“Namun, pendudukan Israel menanggapi usulan tersebut dengan menduduki penyeberangan Rafah, melancarkan agresi terhadap Rafah, dan memasuki kamp Jabalia dan lingkungan Al-Zaytoun di Gaza,” katanya.
“Mereka juga melakukan amandemen terhadap usulan tersebut, negosiasi menemui jalan buntu.”
Haniyeh bersumpah bahwa kelompoknya akan melanjutkan upayanya untuk menghentikan agresi brutal Israel dengan segala cara yang mungkin.