News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Helikopter Presiden Iran Jatuh

Helikopter Terbakar, Presiden Iran dan Penumpang Lain Dikhawatirkan Tewas, Tak Ada Tanda Kehidupan

Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di antara penumpang helikopter yang membawa Presiden Iran.

IRNA mengatakan, Raisi terbang dengan helikopter Bell 212 buatan AS.

Iran menerbangkan berbagai helikopter di negaranya, namun sanksi internasional mempersulit perolehan suku cadang untuk helikopter tersebut.

Armada udara militernya juga sebagian besar sudah ada sejak sebelum Revolusi Islam tahun 1979.

Foto yang diterbitkan IRNA memperlihatkan sebuah helikopter dengan skema cat biru-putih yang sebelumnya terlihat pada foto-foto yang dipublikasikan.

Mengenal Ebrahim Raisi

Ebrahim Raisi (63), memenangkan pemilihan presiden Iran tahun 2021, sebuah pemungutan suara dengan jumlah pemilih terendah dalam sejarah Republik Islam.

Raisi dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS) antara lain karena keterlibatannya dalam eksekusi massal ribuan tahanan politik pada tahun 1988 di akhir perang berdarah Iran-Irak.

Di bawah kepemimpinan Raisi, Iran sekarang memperkaya uranium hampir pada tingkat senjata dan menghambat inspeksi internasional.

Baca juga: Helikopter Presiden Iran yang Jatuh Terbakar Habis, Tidak Ada Korban Selamat

Gambar selebaran yang disediakan oleh Kepresidenan Iran pada 28 Oktober 2023, menunjukkan Presiden Iran Ebrahim Raisi saat wawancara dengan jaringan televisi berita milik negara Qatar Al-Jazeera di Teheran. (Selebaran / Kepresidenan Iran / AFP)

Iran telah mempersenjatai Rusia dalam perangnya melawan Ukraina, serta melancarkan serangan drone dan rudal besar-besaran terhadap Israel di tengah perangnya melawan Hamas di Jalur Gaza.

Mereka juga terus mempersenjatai kelompok-kelompok proksi di Timur Tengah, seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon.

Sementara itu, protes massal di negara tersebut telah berkecamuk selama bertahun-tahun.

Yang terbaru adalah kematian Mahsa Amini pada tahun 2022, seorang wanita yang sebelumnya ditahan karena diduga tidak mengenakan jilbab, sesuai keinginan pihak berwenang.

Tindakan keras keamanan selama berbulan-bulan setelah demonstrasi menewaskan lebih dari 500 orang dan menyebabkan lebih dari 22.000 orang ditahan.

Pada bulan Maret, panel investigasi PBB menemukan bahwa Iran bertanggung jawab atas “kekerasan fisik” yang menyebabkan kematian Amini.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Helikopter Presiden Iran Jatuh

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini