News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siapa yang Bergembira dengan Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi?

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Almarhum Presiden Iran Ebrahim Raisi. Di tengah jutaan warga Iran yang berduka, segelintir orang Iran yang tinggal di negara-negara Barat merayakan kematian Presiden Ebrahim Raisi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah jutaan warga Iran yang berduka, segelintir orang Iran yang tinggal di negara-negara Barat merayakan kematian Presiden Ebrahim Raisi.

Di Inggris misalnya, diaspora Iran merayakannya dengan bersorak dan menyalakan kembang api seperti tampak pada unggahan sejumlah akun media sosial X (Twitter).

Dalam berbagai video yang mereka unggah di Twitter atau X, keluar turun ke jalan untuk menunjukkan kebahagiaannya. Bahkan menggelar pesta dansa di depan Kedutaan Besar Republik Islam Iran.

"Ini satu-satunya kecelakaan dalam sejarah yang membuat orang khawatir jika ada yang selamat," demikian dikatakan oleh perempuan yang mengaku sebagai aktivis wanita, Masih Alinejad, seperti dikutip Iran International, Senin (20/5/2024).

Masih Alinejad telah meninggalkan Iran sejak kecil ketika Revolusi Islam menumbangkan rezim Kerajaan Pahlevi pada 1979.

Pun demikian dengan para diaspora yang kini berteriak merayakan kematian Raisi.

Kebanyakan di antara mereka adalah keturunan para pendukung Raja Reza Pahlavi yang ditumbangkan Revolusi Islam 1979.

Mereka kerap turun ke jalan dengan mengibarkan bendera Iran era Reza Pahlavi. Bendera yang hampir mirip dengan yang berlaku saat ini namun dengan lambang singa di tengahnya.

Jumlah mereka tidak banyak namun "dikesankan" mewakili suara rakyat Iran.

Ketika Jenderal Iran Qassem Soleimani wafat karena dirudal Amerika Serikat, para diaspora ini juga merayakan dan mengesankan suara mereka adalah suara Iran.

Namun, hal itu terbantah ketika prosesi pemakaman Soleimani yang hadiri jutaan orang Iran.

Pun demikian dengan peristiwa kematian Raisi.

Dilansir Arab News, Senin (20/5/2024), ketika sang presiden belum dipastikan meninggal, TV pemerintah Iran menayangkan ratusan jemaah di kampung kelahiran Raisi, Mayshad, ramai-ramai memanjatkan doa.

Mereka berdoa di Makam Imam Ali Ridho atau Imam Reza, tempat yang paling disucikan kaum muslim Syiah di Iran, juga di Qum, dan berbagai pelosok negeri.

Saluran utama TV pemerintah menayangkan doa tersebut tanpa henti.

Di Teheran, sekelompok pria terlihat berlutut di pinggir jalan sambil genggam tasbih dan menonton video Raisi yang sedang salat.

Beberapa di antara warga terlihat tampak menangis.

"Jika sesuatu terjadi padanya, kami akan patah hati. Semoga dikabulkan dan semoga dia kembali ke pelukan bangsa dengan selamat," kata salah seorang pria, Mehdi Syedi.

Presiden Iran Ebrahim Raisi akhirnya dinyatakan tewas pada Senin pagi (20/5), setelah helikopter yang ia tumpangi bersama pejabat senior lainnya jatuh di provinsi Azerbaijan Timur.

Dilansir Reuters, puing-puing helikopter yang ditumpangi Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian ditemukan pada Senin pagi setelah pencarian semalaman dalam kondisi badai salju.

Tim penyelamat berjuang melawan badai salju dan medan yang sulit sepanjang malam untuk mencapai reruntuhan.

“Dengan ditemukannya lokasi kecelakaan, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang terdeteksi di antara penumpang helikopter,” kata Kepala Bulan Sabit Merah Iran, Pirhossein Kolivand, kepada TV pemerintah.

Sebelumnya, lembaga penyiaran nasional telah menghentikan semua program regulernya untuk menayangkan doa yang diadakan untuk Raisi di seluruh negeri.

Apa dampak kematian Raisi terhadap Iran dan kawasan sekitarnya?

Salah satu pertanyaan besar yang muncul adalah bagaimana kematian Raisi kemungkinan besar akan mempengaruhi perebutan siapa yang menggantikan Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi selanjutnya.

Ini adalah isu yang menjadi perhatian para akademisi, pejabat, dan analis seiring bertambahnya usia Pemimpin Agung Ayatullah Ali Khamenei.

Kematian Raisi juga dapat berdampak pada hubungan Iran dengan negara-negara kawasan lainnya.

Iran mendukung sejumlah kelompok proksi kuat yang melawan Israel.

Korps Garda Revolusi akan berupaya memastikan bahwa musuh-musuh Iran tidak memanfaatkan momen pergolakan ini.

Raisi juga mengawasi periode hubungan yang lebih hangat dengan negara-negara Teluk Arab termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Meskipun kebijakan ini kemungkinan besar akan terus berlanjut, setiap pemimpin baru mungkin memiliki prioritas yang berbeda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini