News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Helikopter Presiden Iran Jatuh

Pidato Publik Terakhir Mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi: Tak Ada yang Tersisa dari Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Irak menyalakan lilin untuk mendiang presiden Iran Ebrahim Raisi (foto) di luar kedutaan Iran di Bagdad saat upacara belasungkawa pada 20 Mei 2024 untuk presiden dan rombongannya, yang tewas dalam kecelakaan helikopter di Iran pada hari sebelumnya. - Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei di dekat perbatasan Iran-Azeri sekembalinya dari kunjungan resmi. Para korban adalah Raisi (di spanduk dan posisi kedua dari kiri bawah), Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian (kiri bawah), seorang gubernur provinsi dan seorang imam, serta tiga awak pesawat dan dua pengawalnya, kata para pejabat Iran. (Photo by AHMAD AL-RUBAYE / AFP)

Wakil presiden pertama Iran, Mohammad Mokhber, dengan cepat ditunjuk sebagai pejabat sementara menjelang pemilihan presiden baru yang akan berlangsung dalam 50 hari ke depan.

Iran belum memberikan alasan resmi atas kecelakaan yang menewaskan Raisi, namun belum ada dugaan adanya sabotase.

Ebrahim Raisi merupakan salah satu tokoh utama untuk menggantikan Khamenei sebagai pemimpin tertinggi.

Baca juga: Dicurigai Terlibat Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Israel: Bukan Kami

Kematiannya memicu kekhawatiran akan terjadinya krisis suksesi di Iran di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut setelah serangan terhadap Israel oleh Hamas yang didukung Iran pada 7 Oktober dan perang di Gaza.

Apa perbedaan Pemimpin Tertinggi (Supreme Leader) dan Presiden dalam pemerintahan Iran?

Mengutip Time.com, Pemimpin Tertinggi, juga dikenal dengan istilah Velayat-e Faqih dalam teologi Islam Syiah, adalah penguasa tertinggi di Iran dan bertanggung jawab untuk membuat semua keputusan besar mengenai negara.

Pemimpin Tertinggi adalah sebuah jabatan yang dibuat setelah Revolusi Islam 1979.

Pemimpin Tertinggi juga merupakan kepala negara dan panglima tertinggi Iran.

Hanya laki-laki yang diperbolehkan untuk dipertimbangkan mengisi jabatan ini.

Berdasarkan jenis hukum Islam yang diterapkan di Iran, jabatan Pemimpin Tertinggi tersebut harus diberikan kepada teolog Syiah tingkat tinggi yang setidaknya harus bergelar Ayatollah, walaupun masih diperdebatkan apakah Khamenei sendiri pernah mencapai tingkat tersebut.

Sementara itu, presiden di Iran adalah kepala cabang eksekutif negara tersebut.

Presiden Iran dipilih melalui proses pemilu yang diawasi ketat setiap empat tahun.

Presiden mengendalikan pemerintahan.

Bergantung pada latar belakang dan kekuatan politik orang tersebut, presiden dapat mempunyai pengaruh besar terhadap kebijakan negara dan perekonomian.

Siapa yang selanjutnya menjadi Pemimpin Tertinggi Iran?

Masih mengutip Time, dalam struktur politik Iran yang rumit, hampir tidak ada ruang resmi atau publik di mana pertanyaan tentang pengganti Khamenei didiskusikan secara terbuka.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini