Kolombia Buka Kedutaan Besar di Ramallah, Instruksi Presiden Gustavo Petro, Dukung Negara Palestina
“Jika Palestina mati, maka umat manusia akan mati, dan kita tidak akan membiarkannya mati, sama seperti kita tidak akan membiarkan umat manusia mati,” kata Presiden Kolombia, Gustavo Petro
TRIBUNNEWS.COM- Dukung berdirinya Negara Palestina, Kolombia akan segera membuka Kedutaan Besar Kolombia di Ramallah Palestina, Instruksi disampaikan oleh Presiden Kolombia, Gustavo Petro.
Menteri Luar Negeri Kolombia mengulangi instruksi presiden, Gustavo Petro, untuk membuka kedutaan besar di Ramallah.
Gustavo Petro, Presiden Kolombia memerintahkan pembukaan kedutaan di Ramallah Tepi Barat. Petro telah memanggil kembali duta besar Kolombia dari Tel Aviv, tempat kedutaan Kolombia di Israel resmi ditutup pada 3 Mei.
Presiden Kolombia Gustavo Petro telah memerintahkan pembukaan kedutaan besar di kota Ramallah, Palestina, kata Menteri Luar Negeri Luis Gilberto Murillo kepada wartawan.
“Presiden Petro telah memberikan perintah agar kami membuka kedutaan Kolombia di Ramallah, perwakilan Kolombia di Ramallah, itu adalah langkah selanjutnya yang akan kami ambil,” kata Murillo, Rabu (22/5/2024).
Murillo menambahkan dia yakin akan lebih banyak negara yang segera mendukung pengakuan negara Palestina di hadapan PBB, upaya yang telah didukung Kolombia.
Pada awal bulan ini, Petro, yang telah memanggil pulang duta besar Kolombia dari Israel, mengatakan ia akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv karena perang Genosida di Gaza. Kedutaan ditutup pada 3 Mei.
Sebagai pemimpin sayap kiri yang berkuasa pada tahun 2022, Petro dianggap sebagai bagian dari gelombang progresif yang dikenal sebagai pasangan merah muda di Amerika Latin. Dia telah menjadi salah satu pengkritik Israel yang paling vokal di kawasan ini sejak dimulainya perang.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menuduh Petro “antisemit dan penuh kebencian” menyusul keputusan Kolombia untuk memutuskan hubungan dengan Israel, dan menuduh tindakan tersebut merupakan hadiah bagi Hamas.
Pada bulan Oktober, hanya beberapa hari setelah konflik dimulai, Israel mengatakan pihaknya menghentikan ekspor ke Kolombia setelah Petro menuduh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan bahasa yang mirip dengan apa yang dikatakan Nazi terhadap orang Yahudi.
Pada bulan April, Petro juga meminta Kolombia bergabung dengan Afrka Selatan dalam kasus yang menuduh Israel melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
“Tujuan utama Kolombia dalam upaya ini adalah untuk memastikan perlindungan mendesak dan semaksimal mungkin bagi warga Palestina di Gaza, khususnya kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan orang lanjut usia,” kata pemerintah.