Angka ini cuma sekitar dua per tiganya mencapai titik distribusi di Gaza, menurut pernyataan Pentagon pada Kamis (23/5/2024).
Jumlah ini masih jauh dari target awal, yaitu 90 truk per hari dan hanya mewakili 15 persen dari perkiraan kebutuhan minimum harian untuk populasi lebih dari dua juta orang yang menghadapi kelaparan.
Kata Hamas dan Fatah soal dermaga apung Gaza
Seperti diketahui, pembangunan dermaga apung oleh AS didalihkan untuk membantu pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Alih-alih menekan Israel membuka blokade darat, AS tampak mendukung pengepungan dan membuat akses lain berupa dermaga yang tadinya dimaksudkan sebagai infrastruktur sementara.
Namun, biaya pembangunan jutaan dolar serta wacana pembentukan pasukan gabungan internasional mengindikasikan kalau dermaga tersebut akan dijadikan permanen guna mobilisasi tak hanya barang dan bantuan, tetapi juga pasukan.
Hal ini yang diendus dua gerakan besar di Palestina, Hamas dan Fatah.
Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) menilai, pengoperasian pelabuhan terapung yang didirikan AS pentahbisan pendudukan di saat Hamas menolak kehadiran militer apa pun dari negara mana pun di Gaza.
Baca juga: Dermaga Apung Gaza Dioperasikan, Warga Palestina Serbu Ratusan Ton Bantuan Kemanusian yang Masuk
Juru bicara gerakan Fatah Abdel Fattah Dawla pekan lalu mengatakan, pengoperasian dermaga Amerika di bawah kendali pendudukan Israel serta direbutnya kontrol penyeberangan Rafah dari sisi Palestina oleh Tentara Israel adalah sebuah konsekrasi dari pendudukan atas akses-akses penyeberangan tersebut dan isolasi total Jalur Gaza.
Juru bicara Fatah meminta warga Palestina di Gaza untuk tidak menganggap pelabuhan ini hanya sebagai koridor pengiriman bantuan kemanusiaan.
Fatah juga meminta agar warga Palestina waspada terhadap segala upaya yang mungkin mendorong penggunaan pelabuhan ini sebagai titik persimpangan untuk menggusur mereka dengan dalih apa pun, baik terpaksa, sukarela, atau dalih kemanusiaan.
Sebagai pengingat, Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana pembangunan dermaga sementara tersebut pada 7 April lalu.
Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengirimkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Keputusan ini tampaknya terkait dengan peringatan PBB bahwa ada situasi kelaparan yang dapat menimpa sekitar 576.000 warga Gaza, menurut Wall Street Journal (WSJ).
Namun, AS menyebut operasi pemindahan dermaga akan diawasi oleh pasukan Israel, bukan pasukan Amerika sendiri.
"Kami tidak berencana menjadikan operasi ini sebagai operasi yang memerlukan pasukan AS di lapangan," kata seorang pejabat Amerika, seperti yang dilaporkan Politico.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)