Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un menuding Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan bekerjasama mengirimkan mata-mata keperbatasan Korea untuk memantau aktifitas militer dan pejabat Pyongyang.
Tudingan ini dilontarkan Kim usai kedua negara musuh itu menunjukan peningkatan kegiatan militer yang mencurigakan.
Seperti baru-baru ini pesawat angkatan udara AS dan Korea Selatan melakukan aktivitas pengintaian udara dengan dalih mobilisasi latihan bersama.
Baca juga: Kim Jong Un Kirim Delegasi Ke Iran, Kecurigaan Korsel Makin Menjadi
Militer AS juga kepergok menerbangkan 16 pesawat pengintai strategic RC-135 dan U-2S serta drone RQ-4B di sekitar perbatasan Korea selama tanggal 13 hingga 24 Mei 2024.
Sementara angkatan laut dan penjaga pantai Korea Selatan melakukan pelanggaran, dengan meningkatkan aktivitas patroli ke wilayah perbatasan maritim.
Tak hanya itu Korsel juga dituding menyebarkan provokasi berbahaya berisi propaganda anti-Pyongyang lewat selebaran, makanan, obat-obatan, uang, radio mini, dan stik USB yang dikirim ke warga Korut melalui perantara pembelot.
Atas aktivitas itu, Korea Utara memastikan akan melakukan balasan yang bersifat "ofensif" jika AS dan Korsel terus melakukan aktivitas yang melanggar kedaulatan dan keamanan nasional Korea Utara.
“Kami akan segera bertindak ketika kedaulatan dan kepentingan keamanan negara dilanggar,” tegas Kim dikutip dari Channel News Asia.
Korea Utara Bersiap Balas AS-Korsel
Untuk mencegah AS dan Korsel melakukan serangan dadakan, Korea Utara mulai curi start, negara pimpinan Kim Jong Un ini dilaporkan tengah mempersiapkan peluncuran satelit mata-mata militer ke luar angkasa.
Hal ini diungkap Pemerintah Korsel, dalam konferensi persnya mereka mengungkap telah mendeteksi tanda-tanda bahwa Korea Utara terlibat dalam kegiatan yang diyakini sebagai persiapan untuk meluncurkan satelit mata-mata di fasilitas peluncuran Tongchangri di barat laut.
Baca juga: Kim Jong Un Nyalakan Alarm Perang, Minta Tentara Muda Korea Utara Bersiap Hadapi Musuh
Aktivitas seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Korut, militer serta otoritas intelijen Korea Selatan dan AS pada November tahun lalu memergoki satelit Malligyong-1 milik Korut tengah mengorbit.
Meski kemampuan pesawat luar angkasa itu belum diketahui, namun Seoul meyakini satelit Malligyong-1 milik Pyongyang digunakan untuk memotret situs-situs militer dan politik yang sensitif di Korea Selatan, Amerika Serikat.
"Meskipun saat ini kami tidak dapat memastikan apakah satelit tersebut berhasil mengambil gambar, setidaknya satelit tersebut melakukan manuver orbit, jadi dalam hal ini satelit tersebut masih berfungsi," tegas Menteri Pertahanan Korsel Shin Won-sik.