Serangan itu menewaskan Yassin Rabia dan Khaled Nagar.
Keduanya merupakan pejabat senior kelompok militan Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Israel mengaku mengetahui laporan yang menunjukkan bahwa akibat serangan dan kebakaran yang terjadi, beberapa warga sipil di daerah tersebut terluka.
Di sisi lain, serangan Israel memicu protes keras dari Mesir, Yordania, Kuwait, dan Qatar.
Negara-negara itu memperingatkan bahwa serangan tersebut dapat “menghambat” langkah-langkah awal untuk menghidupkan kembali gencatan senjata yang terhenti dan perundingan pembebasan sandera.
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, serangan Israel di Rafah telah memicu kecaman internasional, yang berujung pada seruan gencatan senjata.
Serangan terhadap kamp di Tal as-Sultan terjadi setelah pasukan Israel mengebom tempat penampungan yang menampung pengungsi Palestina di daerah lain, termasuk Jabalia, Nuseirat dan Kota Gaza, menewaskan 160 orang lainnya, menurut pejabat Palestina.
Baca juga: Ledakan Dahsyat Guncang Holon Tel Aviv Saat Korban Pembantaian Israel di Rafah Bertambah Puluhan
Jaksa militer utama Israel menggambarkan serangan Rafah sebagai “sangat serius” dan mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.
Militer Israel mengonfirmasi serangan tersebut dan mengatakan bahwa serangan itu menargetkan pejuang Hamas.
Setidaknya 36.050 warga Palestina telah terbunuh dan 81.026 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada tanggal tersebut mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel