News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Serangan Israel ke Rafah Tuai Kecaman Internasional, Netanyahu Ngeyel Tetap Lanjutkan Perang di Gaza

Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu akan melanjutkan perang melawan Hamas di Gaza, meski Israel dikecam atas serangan ke Rafah.

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan perang melawan Hamas di Gaza.

Hal ini disampaikan Netanyahu di tengah kecaman internasional atas serangan udara yang menewaskan sejumlah warga Palestina di Rafah pada Minggu (26/5/2024).

Sebanyak 45 orang tewas, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Sementara, ratusan lainnya dirawat karena luka bakar parah, patah tulang, dan luka pecahan peluru.

"Serangan itu adalah kecelakaan tragis," kata Netanyahu, Selasa (28/5/2024), dilansir BBC.

“Saya tidak bermaksud mengakhiri perang sebelum semua tujuan tercapai," lanjut Netanyahu.

Ia menegaskan, sangat penting bagi Israel untuk mengambil “setiap tindakan pencegahan” untuk melindungi warga sipil.

Menurutnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggunakan “usaha terbaik mereka untuk tidak merugikan mereka yang tidak terlibat” dalam konflik tersebut.

Kecaman Internasional

Beberapa negara dan organisasi global mengutuk serangan udara Israel terhadap tenda-tenda yang menampung pengungsi di Kota Rafah paling selatan Gaza yang menewaskan 45 warga Palestina, termasuk anak-anak.

Kepresidenan Palestina menuduh Israel dengan sengaja menargetkan warga sipil, dan hal ini memicu kecaman dari seluruh dunia menyusul serangan tersebut.

Baca juga: 6 Komandan Brigade 401 Israel Tewas, Brigade Al-Qassam Minta IDF Mundur jika Tak Mau Bernasib Sama

“Tindakan pembantaian keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel merupakan tantangan terhadap semua resolusi legitimasi internasional,” kata kepresidenan Palestina dalam sebuah pernyataan, Senin (27/5/2024), dikutip dari AP News.

Berikut sejumlah negara yang menyampaikan kecaman atas serangan Israel ke Rafah:

1. Qatar

Qatar mengutuk serangan Rafah sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional yang akan memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang terkepung.

Dikatakan bahwa serangan itu dapat menghambat upaya mediasi untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.

Qatar bersama AS dan Mesir, telah terlibat dalam pembicaraan berbulan-bulan yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

2. Mesir

Mesir mengutuk “pemboman yang disengaja” tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri meminta Israel untuk “menerapkan langkah-langkah yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai penghentian segera operasi militer” di Rafah.

3. Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya akan melakukan “segala kemungkinan” untuk meminta pertanggungjawaban PM Israel Benjamin Netanyahu yang “biadab” atas serangan mematikan itu.

“Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang barbar dan pembunuh yang tidak ada hubungannya dengan kemanusiaan,” katanya.

Baca juga: Situasi Kian Buruk, Indonesia Desak Eropa Dukung Penerapan Two State Solution Israel-Palestina

Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (AFP/EYAD BABA)

4. Spanyol

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan pemboman Rafah adalah “satu hari lagi dengan terbunuhnya warga sipil Palestina yang tidak bersalah”.

Dia mengatakan tingkat keparahan serangan itu “bahkan lebih besar” karena terjadi setelah ICJ memerintahkan Israel untuk menghentikan operasinya di Rafah dan wilayah Gaza lainnya.

5. Irlandia

Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin menggambarkan serangan itu sebagai tindakan “biadab”.

“Kita tidak bisa mengebom daerah seperti itu tanpa menimbulkan dampak yang mengejutkan terhadap anak-anak dan warga sipil yang tidak bersalah."

"Kami akan mendesak Israel untuk berhenti, berhenti sekarang, dalam hal operasi militer di Rafah," tegasnya.

6. Norwegia

Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan serangan itu merupakan “pelanggaran material terhadap keputusan pengadilan tertinggi dunia”.

“Kami telah mendapat perintah wajib dari Mahkamah Internasional yang memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Rafah. Itu wajib. Itu mengikat," terangnya.

Baca juga: Identitas Tentara Mesir yang Tewas Ditembak Israel saat Bentrok di Perbatasan Rafah

Sebagai informasi, Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Selasa, atas permintaan Aljazair, untuk membahas serangan Rafah.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan serangan itu telah “membunuh banyak warga sipil tak berdosa yang hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini”.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kengerian ini harus dihentikan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan di Rafah pada hari Minggu beberapa jam setelah serangan rudal pertama Hamas di Tel Aviv dalam beberapa bulan.

Para pejabat IDF mengatakan serangan terhadap Rafah telah menewaskan dua komandan senior Hamas, dan pihaknya sedang menyelidiki kematian warga sipil di daerah tersebut.

Namun, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan serangan udara tersebut menargetkan tenda-tenda pengungsi di dekat fasilitas PBB di Tal al-Sultan, sekitar 2 km (1,2 mil) barat laut dari pusat Rafah.

Baca juga: Detik-detik Bom Israel Hantam Tenda-tenda Pengungsi Rafah, Kata Korban Serangan Saat Kami akan Tidur

Video dari lokasi kejadian di kawasan Tal al-Sultan pada Minggu malam menunjukkan ledakan besar dan kebakaran hebat terjadi.

Adapun kampanye militer Israel di Gaza dimulai setelah orang-orang bersenjata dari Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 252 lainnya.

Lebih dari 36.000 warga Palestina telah tewas dalam perang sejak itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini