News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Viral Selembar Alquran di Saku Wanita Palestina yang Meninggal Dibakar Israel: Tampil Surat Al-Buruj

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap layar dari sebuah video viral yang menunjukkan sisa halaman Al-Quran yang ditemukan di saku jenazah seorang wanita Palestina yang menjadi korban pengeboman Israel di kamp Pengungsi Tal Al-Sultan, Rafah, Gaza Selatan, Minggu (26/5/2024). Helai mushaf Al-Quran yang dibacakan di atas jenazah korban itu adalah ayat-ayat dari Surat A-Buruj.

Tak hanya Macron, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell juga merasa marah atas serangan di Rafah.

"Ngeri dengan berita yang keluar dari Rafah mengenai serangan Israel yang menewaskan puluhan pengungsi, termasuk anak-anak. Saya mengutuk keras hal ini," ungkap Borrell.

Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, mengatakan bahwa pemboman seperti yang terjadi pada Minggu malam akan berdampak jangka panjang bagi Israel.

"Israel dengan pilihan ini menyebarkan kebencian, mengakar kebencian yang akan melibatkan anak cucu mereka. Saya lebih memilih keputusan lain," katanya.

Baca juga: Hukum Internasional Cuma Angin Lalu, Tank Israel Capai Pusat Rafah, IDF Kerahkan 18 Ribu Tentara

Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mengatakan bahwa Israel terus melanggar hukum internasional tanpa mendapat hukuman.

"Israel telah menghina keputusan pengadilan internasional yang memerintahkan diakhirinya aksi militernya di Rafah," ucapnya.

Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly mengatakan dia “ngeri” dengan serangan tersebut, dan menambahkan bahwa Kanada tidak mendukung operasi militer Israel di Rafah.

"Tingkat penderitaan manusia ini harus diakhiri. Kami menuntut gencatan senjata segera," ucap Melanie Joly.

Netanyahu 'Cuci Tangan'

KAMP PENGUNGSI DIBAKAR- Kamp pengungsi di Rafah dibakar oleh tentara Israel melalui pengebomban. Kebakaran berkobar menyusul serangan Israel terhadap tenda kamp pengungsi Palestina di Rafah (tangkapan layar Al Jazeera)

Setelah mendapatkan tekanan dari dunia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seolah-olah 'cuci tangan' atas kejadian di Rafah.

Netanyahu menolak kritik yang berasal dari serangan Minggu malam di Rafah yang terkait dengan kematian banyak warga sipil Palestina.

Menyinggung insiden tersebut, Netanyahu mengklaim bahwa Israel telah melakukan upaya untuk menjaga keamanan warga sipil, dengan melakukan evakuasi.

Baca juga: Pasukan Israel Merangsek Jauh ke Dalam Rafah, Badan PBB: Tak Ada Zona Aman di Gaza

"Meskipun kami berupaya untuk tidak menyakiti mereka, terjadi kecelakaan tragis. Kami sedang menyelidiki kejadian tersebut," kata Netanyahu, dikutip dari Times of Israel.

"Bagi kami, ini adalah sebuah tragedi; bagi Hamas itu adalah sebuah strategi," ucapnya.

Meski telah mendapatkan tekanan dunia, Netanyahu menyampaikan pesan menantang dari mimbar Knesset pada Senin malam.

Ia telah bersumpah untuk terus berperang di Gaza meskipun ada kecaman internasional atas serangan di Rafah.

Netanyahu juga menolak tuduhan bahwa pemerintahnya tidak melakukan negosiasi dengan itikad baik untuk pembebasan sandera yang ditahan.

"Mereka yang mengatakan mereka tidak siap menghadapi tekanan mengibarkan bendera kekalahan; Saya tidak akan mengibarkan bendera seperti itu, saya akan terus berjuang sampai bendera kemenangan dikibarkan," ungkap Netanyahu.

"Saya tidak bermaksud mengakhiri perang sebelum semua tujuan tercapai."

"Jika kita menyerah, pembantaian akan kembali terjadi. Jika kita menyerah, kita akan memberikan kemenangan besar terhadap teror dan Iran," tegasnya.

Baca juga: Yordania Kutuk Israel Atas Pembantaian Rafah, Ratu Rania: Korban Digiring Lalu Dibakar Saat Tidur

Komentar Netanyahu muncul hanya beberapa jam setelah anggota parlemen Gadi Eisenkot, yang merupakan pengamat di kabinet perang, dilaporkan mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Keamanan Knesset bahwa Israel harus menghentikan serangannya di Rafah.

Menurut laporan media Ibrani, Eisenkot mengatakan kepada komite tersebut bahwa hal yang benar untuk dilakukan di Jalur Gaza adalah mencapai akhir pertempuran di Rafah.

"Sama seperti kita berhenti melakukan gencatan senjata terakhir kali, kita dapat menghentikan pertempuran dan kembali melakukan gencatan senjata selama diperlukan untuk mencapai tujuan perang," kata Eisenkot.

Mengutuk perdana menteri atas penanganan konflik selama debat 40 tanda tangan, Pemimpin Oposisi Yair Lapid pada hari Senin meminta Netanyahu untuk duduk guna menyepakati tanggal pemilu sehingga Israel dapat “memiliki pemerintahan yang baik”.

(oln/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini