TRIBUNNEWS.COM -- Satu per satu kelemahan Tank M1A1 Abrams keluar dari mulut pasukan Ukraina, setelah mereka tidak mampu bertempur melawan ganasnya drone-drone kamikaze Rusia yang merajalela.
Tank kebanggaan Amerika Serikat tersebut diketahui dikerahkan untuk mempertahankan wilayah Avdiivka, Donetsk, wilayah Donbass, timur Ukraina pada Februari lalu.
Dalam sebuah video, tank yang diklaim sebagai tank paling modern dengan harga 6 juta dolar AS atau sekitar Rp100 miliar tersebut langsung rontok dihajar oleh drone seharga Rp 8 juta.
Baca juga: Ukraina Akui Kewalahan, Drone Rusia Banyaknya Sepuluh Kali Lipat
Media asal AS, CNN belum lama ini memberitakan mengenai pengoperasian kendaraan tempur tersebut di garis depan pertempuran.
Rusia mengungkap sudah ada delapan tank Abrams yang hancur karena serangan pasukan Vladimir Putin. Bahkan satu unit diantaranya ditarik oleh pasukan Rusia dan kini telah dipajang di Moskow.
Brigade Mekanis ke-47 Ukraina, yang ditempatkan di Donbass mengungkapkan bahwa tank ini telah terbukti sangat rentan terhadap serangan UAV kamikaze yang menyerang lapis baja atas mereka yang lemah.
Karenanya, brigade satu-satunya yang mengoperasikan tank Abrams itu, kini sedang mengerjakan pemasangan sangkar baja.
Sangkar baja merupakan pengaman berupa terali baja yang dipasang di atas dan samping tank. Fungsinya untuk menahan ledakan drone tak sampai ke badan tank.
Sebelumnya, sangkar baja ini dicemooh oleh Barat, karena bentuknya yang lucu dan terlebih dahulu dipergunakan oleh Rusia. Ini sangkar ini sangat efektif menghindari ledakan tank.
Fakta ini juga, menurut CNN bertentangan dengan pernyataan Pentagon bulan lalu bahwa Abrams ditarik kembali dari medan perang karena ancaman dari drone Rusia.
Bukan hanya pengamanan luar yang dikeluhkan, seorang anggota Brigade ke-47 Ukraina mengatakan sejumlah kelemahan Abrams hingga jadi 'pecundang' di Donbass.
Baca juga: Sikap Standar Ganda, Olimpiade Paris Dapat Sorotan karena Sikap Berbeda Terhadap Rusia dan Israel
Prajurit berjuluk 'Joker' mengatakan, perangkat elektronik di dalam Abrams sangat rentan terhada cuaca. Alat elektronik di dalam kendaraan perang itu mudah mengalami korsleting akibat kondensasi dari hujan dan kabut.
Ia juga mengatakan, mesin salah satu tangki yang baru dikirim dari Polandia sudah rusak.
Selain itu, AS memasok mereka dengan amunisi anti-tank yang tidak sesuai dengan tujuannya.
“Kami lebih sering bekerja sebagai artileri. Anda perlu membongkar garis pohon atau bangunan. Kami punya kasus ketika kami menembakkan 17 peluru ke sebuah rumah dan rumah itu masih berdiri,” kata Joker.