AS melalui Presiden Joe Biden mengumumkan akan mengirimkan 31 unit tank Abrams ke Kiev pada Januari 2023, yang dilaporkan sebagai cara untuk menekan negara-negara NATO lainnya agar mengirimkan Leopard buatan Jerman dalam jumlah yang lebih besar.
Namun lapis baja ini datang sangat terlambat karena sebenarnya ditujukan untuk serangan balasan musim panas tahun lalu. Abrams dikerahkan ke medan pertempuran pada bulan Februari 2024.
“Persenjataan mereka tidak cukup,” kata seorang tentara dari Brigade Mekanis ke-47 Ukraina, yang ditempatkan di Donbass, kepada CNN – saluran Barat pertama yang mengamati Abrams di medan perang Ukraina.
“Itu tidak melindungi kru. Sungguh, hari ini adalah perang drone. Jadi sekarang, ketika tank itu bergerak, mereka selalu mencoba untuk menyerang mereka,” kata tentara tersebut, yang hanya dikenali dengan nama panggilan ‘Joker’.
“Tanpa pertahanan, kru tidak akan bertahan di medan perang,” kata rekan setimnya, ‘Dnipro.’
Pasukan ke-47 juga menyesalkan bahwa Abrams dirancang untuk beroperasi dengan superioritas udara dan dukungan artileri, sesuai dengan doktrin NATO.
“Kami tidak memiliki penerbangan dan artileri. Kami hanya punya tangki. Dan itulah masalahnya,” kata Joker, seraya menambahkan bahwa senjata-senjata Barat yang dikirim ke Ukraina terlalu lambat untuk sampai dan jumlahnya terlalu sedikit.
“Kami kehilangan waktu. Ini adalah kematian bagi kami.”
AS dan sekutunya telah memasok tank, kendaraan lapis baja, artileri, drone, dan peralatan lainnya senilai lebih dari 200 miliar AS atau Rp 3.252 triliun ke Ukraina selama dua tahun terakhir, namun menegaskan bahwa hal ini tidak menjadikan mereka pihak dalam konflik tersebut.
Gagal Jadi 'Pengubah Permainan'
Tank Abrams terbukti bukanlah ancaman serius untuk pertempuran darat di wilayah Rusia.
Bahkan kendaraan lapis baja tersebut 'keok' saat berduel dengan tank Rusia T-72B3 dan drone murah Rusia.
Abrams yang digadang-gadang menjadi pengubah permainan di peperangan Ukraina tak mampu bicara banyak.
Dilaporkan oleh RIA Novosti, Abrams hancur oleh satu tembakan awak T-72B3 Rusia.
Video duel tank buatan Rusia dan AS itu dibagikan kepada RIA Novosti dan menunjukkan kendaraan lapis baja buatan AS tersebut kalah dan hancur di tengah lanskap pedesaan.