TRIBUNNEWS.COM - Abu Obeida merupakan salah satu tokoh masyarakat paling penting di Hamas.
Ia menjadi juru bicara Brigade Izz al-Din al-Qassam, sayap militer kelompok Palestina , selama hampir dua dekade.
Pencarian terkait profil Abu Obeida meningkat secara dramatis sejak perang 7 Oktober 2023.
Siapakah Abu Obeida? Simak profilnya berikut ini.
Sosok Abu Obeida
Rincian tentang kehidupan awal Abu Obeida terbatas.
Hamas tidak pernah mengungkapkan nama, wajah, dan detail pribadi Abu Obeida.
Pada tahun 2014, sumber di kelompok tersebut mengatakan hanya sedikit orang yang mengetahui identitas aslinya.
Abu Obeida adalah nama samaran yang dia gunakan sejak kemunculan pertamanya selama Intifada Palestina Kedua , yang berlangsung dari tahun 2000-2005.
Namanya kemungkinan besar merujuk pada Abu Ubaidah ibn al-Jarrah, sahabat dekat Nabi Muhammad dan seorang komandan Muslim terkenal.
Senioritasnya di Hamas telah membuatnya mendapat tempat dalam daftar sanksi Washington, bersama para pemimpin gerakan Palestina lainnya.
Baca juga: Abu Obeida: Pemboman Israel Bikin Al Qassam Hilang Kontak dengan Penjaga 4 Sandera, Ada Hersh Polin
Juru Bicara Brigade al-Qassam
Kemunculan pertama Abu Obeida sebagai juru bicara Brigade al-Qassam terjadi pada tahun 2004.
Dia memberikan konferensi pers pada bulan Oktober tahun itu untuk memberikan informasi terkini di medan perang selama serangan darat Israel ke Jalur Gaza utara.
Sejak saat itu, ia terus bertindak sebagai juru bicara militer.
Kerap memberikan wawancara kepada media dan merilis rekaman pidato melalui situs web Hamas dan platform online lainnya.
Dengan demikian, Abu Obeida adalah tokoh Hamas pertama dan satu-satunya yang mengambil peran sebagai juru bicara militer, yang merupakan bagian dari kantor media kelompok tersebut, yang secara resmi didirikan pada tahun 2004.
Kemunculannya di media sering dikaitkan konfrontasi militer dengan Israel: ia jarang berbicara di luar perang.
Dikutip dari Middle East Eye, Abu Obeida terkenal karena setiap kemunculannya, ia membual tentang pencapaian militer Hamas, dan mengejek Israel, yang telah melakukan beberapa upaya untuk membunuhnya.
Oleh karena itu identitas asli Abu Obeida tidak pernah terungkap, meskipun dugaan fotonya ada.
Dipuja Bak Pahlawan
Tiap kali muncul ke publik, ia selalu mengenakan pakaian militer, dengan wajahnya ditutupi penutup kepala tradisional.
Namun ia telah menjadi pahlawan bagi banyak orang di negara-negara berbahasa Arab.
Baca juga: Abu Obeida: Rezim Netanyahu Sengaja Bunuh Sandera Israel di Gaza untuk Lari dari Tanggung Jawab
Bahkan namanya dinyanyikan pada demonstrasi pro-Palestina dan lagu-lagu yang dinyanyikan untuk menghormatinya.
Ketenaran Abu Obeida telah membuatnya menjadi sasaran militer Israel.
Rumahnya dilaporkan telah dibom tiga kali, sementara Israel telah bersumpah bahwa topengnya tidak akan menyelamatkannya dari "nasibnya".
Pada tahun 2005, ia mengatakan kepada wartawan, keluarganya diusir secara paksa oleh milisi Zionis dari Palestina pada tahun 1948 dan menepat di sebuah desa di Jalur Gaza yang tidak ia sebutkan namanya.
Dalam wawancara yang sama, dia menyiratkan, waktu berusia awal 20-an, yang menunjukkan dia lahir pada awal hingga pertengahan 1980-an.
Salah satu tugas utama Abu Obeida adalah mengumumkan pencapaian militer kelompok tersebut.
Penampilan besar pertamanya terjadi pada tahun 2006, ketika ia mengumumkan penangkapan tentara Israel Gilad Shalit.
Dia juga orang pertama yang mengumumkan penangkapan tentara lain, Shaul Aron, selama perang Israel di Gaza tahun 2014, dan mengungkapkan nomor kartu identitasnya dalam rekaman video.
Pada awalnya, para pejabat Israel membantah Aron telah diculik, sebelum kemudian mengatakan, dia telah dibunuh oleh Hamas dan tubuhnya ditahan oleh kelompok tersebut.
“Bagaimana musuh menyembunyikan hilangnya prajurit Shaul Aron yang nomor ID 6092065?” kata Abu Obeida.
“Tentara ini sekarang menjadi tahanan yang ditahan oleh Hamas.”
Baca juga: Netanyahu Tumbalkan Sohibnya Sendiri, Abu Obeida: 7 Tawanan Israel Tewas Kena Bom IDF
Juga selama perang tahun 2014, Abu Obeida mengumumkan bahwa Mohammed al-Dief, komandan umum Brigade al-Qassam, selamat dari upaya pembunuhan Israel, setelah banyak media berspekulasi tentang nasibnya.
Peran Abu Obeida pada tanggal 7 Oktober?
Beberapa pidato terpenting Abu Obeida disampaikan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober dan perang Israel berikutnya di Gaza.
Dua hari setelah perang dimulai, dia memperingatkan dalam pidatonya bahwa seorang tawanan Israel akan dieksekusi untuk setiap pemboman Israel terhadap bangunan tempat tinggal yang menampung warga sipil tak berdosa.
Ancaman itu tidak pernah dilakukan.
Beberapa hari kemudian, dia mengatakan dalam pidatonya yang lain bahwa perencanaan serangan 7 Oktober dimulai pada tahun 2021, setelah perang 11 hari pada bulan Mei tahun itu.
Sekitar 4.500 anggota kelompok tersebut terlibat dalam melaksanakan operasi tersebut, katanya, termasuk 3.000 orang yang berpartisipasi di lapangan.
Abu Obeida juga merinci tujuan penyerangan yang diberi nama “Operasi Banjir al-Aqsa”.
Sasaran utamanya adalah menghancurkan “Divisi Gaza” di militer Israel, yang merupakan bagian dari Komando Selatannya.
Sasaran lainnya termasuk posisi militer yang berada di bawah divisi tersebut dan sekitarnya, termasuk di dalam 22 kibbutzim yang mengelilingi Jalur Gaza, menurut Abu Obeida.
“Penipuan strategis, perencanaan militer, dan pelaksanaan [operasi] yang memukau telah mengejutkan musuh ini,” katanya dalam pidatonya.
“Musuh mengetahui bahwa mereka mengalami kegagalan strategis yang serius… Setelah kegagalan besar dan belum pernah terjadi sebelumnya ini, mereka kini melakukan kejahatan paling mengerikan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.”
Salah satu pidatonya yang paling terkenal datang pada tanggal 28 Oktober, ketika ia mengkritik para pemimpin Arab karena ketidakmampuan mereka membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Tuhan melarang, warga Palestina meminta penguasa Arab untuk campur tangan secara militer di Gaza," katanya.
"Namun ketidakmampuan mereka untuk mendatangkan pasokan bantuan telah mengejutkan Hamas," ucapnya.
Ungkapan “Tuhan melarang” kemudian menjadi slogan yang banyak digunakan oleh masyarakat Arab untuk merujuk pada keengganan negara mereka untuk melakukan intervensi terhadap serangan Israel.
Mengapa Abu Obeida menutupi wajahnya dengan keffiyeh merah?
Dalam semua penampilannya, Abu Obeida selalu mengenakan seragam militer dengan wajah tertutup, sehingga membuatnya mendapat gelar “si bertopeng” di dunia berbahasa Arab.
Sejak menjadi terkenal, penutup wajahnya selalu berupa penutup kepala tradisional Arab, berwarna merah dan dikenal sebagai keffiyeh di kalangan warga Palestina.
Keffiyeh merah telah lama digunakan oleh anggota Hamas sebagai penutup wajah, termasuk komandan pertama kelompok tersebut, Yasser Al-Namrouti dan Emad Akel, yang dibunuh oleh pasukan Israel pada tahun 1993.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)