Perluasan operasi militer di Rafah terjadi setelah Tentara Israel menarik diri dari Jalur Gaza utara pada hari ini, Jumat 31 Mei 2024.
Saat IDF menarik mundur pasukannya di wilayah tersebut, sejumlah warga Palestina kembali dan mendapati rumah dan lingkungan mereka hancur.
“Pasukan pendudukan mundur dari kamp Jabalia, Tal al-Zaatar, proyek Beit Lahia, Beit Hanoun, dan seluruh wilayah Jalur Gaza utara setelah operasi yang berlangsung selama 20 hari,” koresponden Al Jazeera melaporkan pada Jumat.
Otoritas Penyiaran Israel juga mengonfirmasi penarikan tersebut.
Saksi mata mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa penarikan tersebut “terbatas”, karena beberapa pasukan masih berada di tepi utara dan timur kamp Jabalia dan pemboman artileri masih terdengar.
Tentara IDF mengklaim kalau penarikan mundur pasukan itu karena telah menyelesaikan operasi militernya di kota utara Jabalia, di mana pertempuran sengit dengan kelompok perlawanan telah berkecamuk selama beberapa minggu terakhir.
Mereka menyatakan bahwa ratusan pejuang perlawanan terbunuh selama operasi tersebut dan terowongan sepanjang 10 kilometer dihancurkan.
Baca juga: Bentrok Sengit Jarak Dekat IDF-Milisi Palestina, Israel Umumkan Penemuan Jenazah 7 Sandera di Gaza
Dikatakan juga bahwa tujuh jenazah tahanan telah diambil dan banyak persenjataan telah disita.
Tel Aviv juga mengumumkan pada hari Jumat pembunuhan dua tentaranya dalam pertempuran di Gaza, satu di Jabalia dan satu lagi di Rafah. Seorang lainnya terluka parah di Rafah, menurut tentara IDF.
Sejumlah analis menyebut, selain karena kekurangan pasukan di Gaza Selatan, penarikan mundur pasukan IDF dari Gaza Utara juga karena mereka mengalami kerugian besar dan tidak akan bertahan jika memutuskan untuk tetap bertahan di wilayah tersebut.
Baca juga: Penyebab Mundurnya Pasukan Israel dari Jabalia yang Beriring Kematian Dua Tentara IDF
(oln/anadolu/khbrn/tc/*)