Drone Milisi Irak Hantam Pangkalan Angkatan Laut Israel di Eilat, Korvet Kelas 6 Saar Melempem
TRIBUNNEWS.COM - Koresponden militer untuk situs Israel, Walla mengatakan pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Irak pada akhir Maret menghantam pangkalan angkatan laut Israel di Eilat dan jatuh di dekat korvet kelas 6 Sa'ar.
Amir Bohbot, koresponden militer untuk situs web Israel Walla!, melaporkan bahwa rincian yang diizinkan untuk dipublikasikan sejauh ini menunjukkan bahwa pesawat tak berawak, yang diluncurkan dari Irak pada akhir Maret, menghantam pangkalan angkatan laut di Eilat dan jatuh di dekat korvet kelas-6 Sa'ar.
Baca juga: Seusai Hizbullah Bakar Kiryat Shmona di Utara, Giliran Houthi Gempur Kota Eilat di Israel Selatan
Koresponden militer menyatakan, hanya satu hari setelah ledakan benda mencurigakan di kawasan Eilat, diberitakan bahwa sebuah drone yang diluncurkan dari Irak menghantam pangkalan angkatan laut di kawasan tersebut hingga menimbulkan kerusakan.
Laporan itu mencatat kalau milisi Perlawanan Irak mengeluarkan pernyataan pada hari yang sama yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap sasaran di Eilat.
Walla!. situs web berita menyesalkan serangan drone Milisi Irak yang tepat sasaran, meskipun kapal rudal Israel tersebut dilengkapi dengan sistem senjata otomatis Barak-1, yang memiliki kemampuan mencapai target 100 persen.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa kegagalan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Israel untuk mencegat drone tersebut mendapat kritik dari kalangan tentara Israel.
Milisi Perlawanan Irak telah menegaskan kembali bahwa mereka akan melanjutkan operasinya terhadap sasaran-sasaran Israel sampai pendudukan Israel mengakhiri agresinya di Jalur Gaza.
Baca juga: Yaman dan Irak Satukan Operasi Gabungan Hancurkan Kapal yang Kirim Senjata ke Pelabuhan Haifa Israel
Operasi Gabungan Milisi Perlawanan
Gaungan serangan poros milisi perlawanan juga datang dari gerakan Houthi, Yaman.
Kelompok Houthi di Yaman mengumumkan operasi gabungan dengan kelompok Perlawanan Islam Irak untuk menyerang kapal Israel di pelabuhan Haifa pada Kamis (6/6/2024).
Operasi gabungan ini dilaksanakan beberapa minggu setelah Houthi dan Perlawanan Islam Irak berjanji akan meningkatkan kolaborasi melawan Israel.
“Angkatan Bersenjata Yaman melakukan dua operasi militer gabungan dengan Perlawanan Islam Irak… Yang pertama menargetkan dua kapal yang membawa peralatan militer di pelabuhan Haifa," juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, kemarin malam.
"(serangan) Yang kedua menargetkan sebuah kapal yang melanggar keputusan kami untuk melarang masuk ke pelabuhan. Haifa di Palestina yang diduduki,” kata pada hari Kamis.
“Kedua operasi tersebut dilakukan dengan sejumlah drone, mencapai sasaran secara akurat,” tambah Yahya Saree, dikutip dari Sky News.
Bulan lalu, pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengadakan panggilan telepon dengan ketua Perlawanan Islam Irak, Abu Hussein al-Hamidawi.
Keduanya membahas upaya koordinasi untuk menghadapi Israel.
Pemimpin Perlawanan Islam Irak itu memuji operasi militer Houthi, yang berkontribusi besar dalam pemberlakuan larangan navigasi maritim Israel.
Ia juga menekankan perlunya menjaga kesiapan dan koordinasi yang tinggi antara kekuatan poros perlawanan, terutama antara Irak dan Yaman, untuk mendukung rakyat Palestina.
Sejak 19 November 2023, Houthi bergabung dalam solidaritas untuk Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.
Houthi melakukan perlawanan terhadap Israel dengan menyerang kapal-kapal terkait Israel yang melintasi Laut Merah menuju pelabuhan-pelabuhan Israel.
Menanggapi hal itu, sekutu Israel, Amerika Serikat menggandeng Inggris dan beberapa negara untuk membuat koalisi melawan Houthi di Yaman.
Koalisi AS dan Inggris membombardir sejumlah situs Houthi di Yaman.
Setidaknya 55 orang tewas dan 78 lainnya luka-luka dalam pemboman tersebut sejak awal tahun ini, menurut pernyataan pemimpin Houthi, dikutip dari Al Quds.
(oln/almydn/*)