News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-842: Sanksi Baru Inggris untuk Rusia, Targetkan Armada Bayangan Putin

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para Pemimpin Dunia di KTT G7 di Italia. --- Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-842. Inggris memberikan beberapa sanski baru untuk Rusia.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-842.

Inggris memberikan beberapa sanski baru untuk Rusia agar menghentikan serangan di Ukraina.

Salah satu sanksi yang diberikan Inggris ke Rusia adalah menargetkan kapal-kapal atau armada bayangan Presiden Rusia Vladimir Putin.

China menolak keputusan Inggris memasukkan lima perusahaan China dalam sanksi ke Rusia.

Pemimpin negara-negara G7 sepakat memberikan bantuan sebesar 50 miliar dollar kepada Ukraina.

Amerika Serikat dan Ukraina menandatangani perjanjian keamanan untuk 10 tahun.

Selengkapnya, berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-842, dikutip dari TheGuardian:

  • Sanksi baru Inggris untuk Rusia

Tujuan Inggris memberikan beberapa sanksi baru ke Rusia adalah untuk membatasi perang Rusia di Ukraina.

Dari beberapa sanksi Inggris, satu di antaranya adalah menargetkan bursa saham utama Rusia.

Sanksi Inggris ini diumumkan tepat sehari setelah AS memberikan tindakan serupa.

Pada hari Rabu (13/6/2024), Inggris memberikan serangkaian sanksi, termasuk bursa saham Moskow.

Baca juga: Gertak Rusia, AS-Ukraina Teken Perjanjian Keamanan untuk 10 Tahun

Hukuman tersebut, yang akan mempersulit transaksi bernilai miliaran dolar, secara dramatis mendorong bursa Moskow untuk menghentikan perdagangan dolar dan euro pada hari Kamis.

  • Armada bayangan Putin menjadi salah satu target sanksi dari Inggris

Dari serangkaian sanksi Inggris ke Rusia, sanksi pertama adalah kapal-kapal yang disebut sebagai armada bayangan Putin.

Kapal-kapal tersebut digunakan Kremlin untuk menghindari pembatasan negara-negara Barat terhadap ekspor minyak.

Selain kapal-kapal tersebut, Inggris menargetkan pemasok amunisi, peralatan mesin, mikroelektronik, dan logistik untuk militer Rusia.

Pemasok tersebut termasuk perusahaan yang berada di China, Israel, Kyrgyzstan, dan Turki.

  • China tidak terima dengan sanksi yang diberikan Inggris kepada Rusia

Mengetahui salah satu perusahaannya masuk dalam salah satu sanksi Inggris untuk Rusia, China dengan tegas menentangnya.

Sanksi Inggris kepada China yaitu menargetkan 5 perusahaan mereka.

Di antranya, Hengshui Yuanchem Trading yang berbasis di Tiongkok dan HK Hengbangwei Electronics yang berbasis di Hong Kong.

Menurut Inggris, perusahaan-perusahaan tesebut diduga terlibat dalam menganggu stabilitas Ukraina.

  • Pemimpin Negara-negara Barat G7 menandatangani perjanjian bantuan untuk Ukraina

Perjanjian bantuan yang diberikan kepada Ukraina yaitu sebesar 50 miliar dolar.

Bantuan tersebut, didukung oleh aset negara Rusia yang dibekukan.

Perjanjian pinjaman, yang diselesaikan dalam pembicaraan hukum yang rumit selama tiga bulan terakhir, akan menghasilkan dana khusus yang beroperasi pada akhir tahun ini.

  • Perjanjian AS dan Ukraina terkait kemanan bilateral selama 10 tahun

Dalam pertemuan di KTT G6 di Puglia, Italia, Joe Biden dan Volodymyr Zelenskiy menandatangani perjanjian keamanan bilateral.

Perjanjian ini akan berlaku selama 10 tahun.

Biden mengatakan pengaturan sedang dilakukan untuk menyediakan lima sistem pertahanan rudal Patriot kepada Ukraina.

“Semua yang kami miliki akan disalurkan ke Ukraina sampai kebutuhannya terpenuhi," kata Biden.

Sementara Zelensky menganggap ini merupakan perjanjian terkuat yang dicapai sejak tahun 1991.

Zelensky menguraikan, perjanjian ini mencakup kerja sama intelijen dan penguatan industri pertahanan Ukraina.

Tidak hanya dengan AS, Zelensky juga menekan perjanjian kemanan dengan Jepang yang berlaku selama 20 tahun

Baca juga: Mengapa AS Akhirnya Persenjatai Batalyon Neo Nazi Azov Ukraina?

  • Ukraina akan mendapat pasokan peluru artileri 152 mm senilai 350 juta dollar dari Sekutu

Hal tersebut diungkapkan oleh menteri pertahanan NATO.

Ia berharap dengan dikirimnya peluru ini, akan dapat membantu Ukraina dalam melawan Rusia.

“Dalam pengiriman amunisi sebelumnya, Ukraina sejauh ini menerima sebagian besar peluru kaliber 155 mm untuk howitzer yang disumbangkan oleh negara barat."

"Namun, negara ini juga memiliki banyak senjata kaliber 152mm. Dengan pengiriman baru, senjata-senjata ini juga dapat dimanfaatkan dengan lebih baik,” kata kementerian tersebut.

  • Meski tak hadir di G7, Xi Jinping menekankan pihaknya tidak akan mengirimkan senjata ke Rusia

Pada konferensi pers bersama dengan Biden, Zelensky mengatakan presiden Tiongkok, Xi Jinping telah meyakinkannya selama percakapan telepon bahwa dia tidak akan menjual senjata apa pun ke Rusia.

Namun Biden merasa tidak yakin dengan perkataan Xi Jinping.

“Tiongkok tidak memasok senjata tetapi kemampuan untuk memproduksi senjata-senjata tersebut dan teknologi yang tersedia untuk melakukannya, jadi Tiongkok sebenarnya membantu Rusia," kata Biden.

  • Salah satu diplomat China mengatakan ketidakhadiran pihaknya di KTT Swiss merupakan bentuk 'boikot halus'

Reuters mengutip diplomat-diplomat yang berbasis di Beijing, salah satunya mengatakan China telah mengatakan kepada negara-negara berkembang bahwa pertemuan di Swiss akan memperpanjang perang.

Sementara dua diplomat yang mengetahui langsung masalah tersebut, mengatakan bahwa Tiongkok telah memberi tahu negara-negara barat bahwa banyak negara berkembang memiliki pandangan yang sama.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini