News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pakar Militer: IDF Mundur dari Rafah Karena Divisi Lapis Baja Jebol, Israel Membual Gempur Hizbullah

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Israel (IDF) dalam pertempuran di Jalur Gaza. IDF dilaporkan akan mundur dari Rafah, Gaza Selatan karena akan menggempur Hizbullah di Lebanaon. Namun pakar militer menyatakan, mundurnya IDF karena divisi lapis baja mereka mengalami kerugian telak.

Operasi selektif tentara pendudukan Israel ini, ujar dia, bertujuan untuk memulihkan keseimbangan militer dengan Hizbullah dan memulihkan sistem pertahanan yang ditembus Hizbullah.

Sejauh ini, Hizbullah dengan variasi drone dan rudal yang dimiliki, memang mampu menyerang jauh ke dalam wilayah pendudukan dan mengusir 120.000 warga Israel dari koloni utara, yang sebagian besar adalah Yahudi Ashkenazi, kelompok elite masyarakat Israel.

Abu Zaid mengindikasikan bahwa ada pertemuan penting yang sedang diatur di Washington, di mana Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, dan Menteri Urusan Strategis di pemerintahan Netanyahu, Ron Dermer, akan bertemu dengan delegasi Amerika.

Dua tokoh Israel itu datang ke Washington dalam sebuah langkah yang tampaknya ingin membuka dan memperluas pintu pertemuan untuk meyakinkan pemerintah AS kalau Tel Aviv tidak tertarik pada keputusan untuk menghadapi Hizbullah dan memperluas lingkaran konflik menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang.

KRISIS AMUNISI DAN PERSENJATAAN - Tentara Israel dilaporkan mengalami krisis amunisi dan persenjataan memasuki lima bulan lebih perang Gaza melawan Hamas. (khaberni/HO)

IDF Krisis Personel

Abu Zaid mengakhiri analisisnya dengan mengatakan kalau pasukan pendudukan menderita kekurangan personel tempur yang signifikan.

Hal ini diperkuat oleh pidato Kepala Staf IDF Herzi Halevi, yang meminta para politisi untuk menyediakan 15 batalyon baru untuk menyelesaikan misinya di Gaza.

Pernyataan Halevi soal krisis personel IDF ini sehubungan dengan keputusan untuk mengecualikan perekrutan kaum Yahudi Haredim.

Undang-undang ini secara mayoritas diputuskan di Knesset Israel, dengan 63 suara dari 120 suara.

Rinciannya, sebanyak 64 suara di antaranya memilih koalisi pemerintah, menyisakan satu suara, yang merupakan suara sekutu Netanyahu di Likud, Menteri Pertahanan Yoav Gallant yang memberikan suara menentang keputusan tersebut.

"Artinya Menteri Pertahanan mengetahui apa yang diminta oleh kepala staf IDF-nya, yaitu perlunya menyediakan 15 batalyon," kata Abu Zaid.

Para tokoh militer Israel, kata dia, sangat menyadari krisis personel dan kebutuhan mendesak untuk menyediakan sektor tempur baru.

"Jadi (pertanyaanya adalah) siapa yang akan berperang di utara melawan Hizbullah atau berperang di selatan, di Rafah?" kata dia.

Zaid menambahkan dengan menyatakan, "Apakah tentara pendudukan mempunyai kemampuan untuk memutuskan apakah di Gaza atau dalam petualangan militer mendatang bersama Hizbullah? Saya rasa jawabannya di sini juga sudah jelas,".

Abu Zaid menyimpulkan kalau militer IDF tidak memiliki 'kemewahan' kekuatan untuk melancarkan operasi militer baru terhadap Hizbullah, atau menyelesaikan operasi Rafah.

"Bahwa operasi militer di Rafah akan dihentikan, juga dapat menyebabkan semua komplikasi politik dan militer, semisal hal ini akan menyebabkan pengunduran diri atau pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Galant," kata dia.

(oln/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini