News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ini Bukti Hizbullah Lebih Tangguh dari Hamas, Israel Bisa Kalah Perang Lawan Hizbullah

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengeboman di Lebanon Selatan. Konfrontasi antara milisi Hizbullah dan tentara Israel di perbatasan kedua negara kian tinggi.

Sejak 8 Oktober, Hizbullah telah meluncurkan ribuan roket, rudal anti-tank, dan drone ke Israel.

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Israel telah mengumumkan untuk melakukan perang terbuka dengan Hizbullah di selatan Lebanon.

Ketika bentrokan antara Israel dan gerakan Hizbullah di Lebanon semakin intensif, Foreign Policy melaporkan mengutip seorang diplomat Israel, bahwa Israel akan menghadapi “ancaman strategis” jika terjadi perang habis-habisan.

Hizbullah melancarkan serangan roket paling signifikan ke Israel pekan lalu sebagai pembalasan atas serangan udara Israel yang menewaskan seorang komandan senior Hizbullah.

Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik dapat meningkat dengan cepat.

Sejak 8 Oktober, Hizbullah telah meluncurkan ribuan roket, rudal anti-tank, dan drone ke Israel.

Sementara Angkatan Udara Israel membalasnya dengan ratusan serangan udara di Lebanon selatan.

Baca juga: Punya Kemampuan Intelijen Baru, Hizbullah Peringatkan Israel agar Tak Buat Perang Lebih Luas

Menurut Foreign Policy sekitar 140.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka di kedua sisi perbatasan.

Meskipun ada seruan dari Amerika Serikat dan sekutu barat lainnya untuk melakukan deeskalasi, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan pada  Selasa bahwa negaranya akan berperang dengan Lebanon dengan menegaskan bahwa dalam perang total itu Hizbullah akan dihancurkan dan Lebanon akan terkena dampak paling parah.

Namun demikian,  Israel juga akan menderita kerugian yang signifikan jika perang habis-habisan melawan Hizbullah.

Foreign Policy menyebutkan laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Studi Internasional dan Strategis, yang memperkirakan bahwa Hizbullah adalah musuh yang jauh lebih tangguh bagi Israel dibandingkan Hamas.

Hanya Tiga Hari

Berbicara dengan FP, Michael Oren, yang menjabat sebagai duta besar Israel untuk Amerika Serikat pada masa pemerintahan Obama, mengatakan Hamas merupakan ancaman taktis terhadap negara Israel.

Sementara Hizbullah adalah ancaman strategis bagi negara Israel.

Hizbullah, menurut laporan tersebut, diperkirakan memiliki sekitar 130.000 roket dan rudal yang dapat dengan cepat melumpuhkan sistem pertahanan udara canggih dan menghantam kota-kota terbesar di Israel.

“Saya telah membaca perkiraan mengenai apa yang dapat dilakukan Hizbullah terhadap kita dalam tiga hari, yang sungguh mengerikan,” kata Oren kepada FP.

“Anda berbicara tentang menghancurkan semua infrastruktur penting kami, kilang minyak, pangkalan udara, Dimona,” tambahnya, merujuk pada lokasi fasilitas penelitian nuklir Israel.

Pada Selasa (17/6/2024), Hizbullah merilis rekaman drone dari Pelabuhan Haifa Israel, yang terletak 17 mil dari perbatasan Lebanon.

"Ini adalah bukti dari Hizbullah dalam upaya untuk menembus pertahanan udara Israel dan menjangkau jauh ke dalam negara tersebut,” kata laporan itu.

Hizbullah juga diperkirakan telah mengembangkan jaringan terowongan yang berada di bawah Lebanon, yang menurut beberapa analis Israel bahkan lebih luas daripada yang digunakan oleh Hamas.

Jalan Menuju Deeskalasi

Menurut Daniel Byman, seorang profesor di Fakultas Pelayanan Luar Negeri Universitas Georgetown, gencatan senjata di Gaza dapat memastikan deeskalasi di perbatasan utara Israel.

“Saya pikir jika Hamas menyetujui gencatan senjata, Hizbullah juga akan menghormatinya,” kata Byman.

“Secara umum sudah diusahakan proporsional,” tambahnya.

Penasihat senior Presiden AS Joe Biden, Amos Hochstein, tiba di Israel pada hari Senin untuk mengatasi meningkatnya konflik antara Israel dan gerakan Hizbullah Lebanon.

Hochstein, yang memainkan peran penting dalam perjanjian batas laut antara Israel dan Lebanon pada Oktober 2022, berkunjung di tengah bentrokan perbatasan yang intens.

Sejak perang Gaza dimulai Oktober lalu, baku tembak setiap hari telah menyebabkan ribuan orang mengungsi di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.

Amerika Cs prihatin dengan eskalasi yang serius menyusul pembunuhan seorang komandan senior Hizbullah baru-baru ini, yang menyebabkan Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan drone ke Israel utara.

Potensi eskalasi yang meluas sangatlah besar dan mempunyai konsekuensi serius bagi Lebanon dan seluruh kawasan.

“Apa yang saya khawatirkan setiap hari adalah kesalahan perhitungan atau kecelakaan, sebuah rudal yang ditujukan untuk mencapai sasaran meleset dari sasaran, mengenai hal lain,” kata Hochstein, menurut Foreign Policy.

“Hal ini dapat memaksa sistem politik di kedua negara untuk membalas dengan cara yang dapat membawa kita ke dalam perang.”

Ketegangan yang Meningkat

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada tanggal 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, namun secara relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan Israel.

Menurut sumber Hizbullah, gerakan tersebut telah melakukan 1.194 operasi militer dalam 250 hari pertama perang, menewaskan dan melukai lebih dari 2.000 tentara Israel.

Israel telah menduduki sebagian wilayah Lebanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan negara itu pada tahun 2000, menyusul perlawanan keras Lebanon di bawah kepemimpinan Hizbullah.

Mereka berusaha untuk menduduki kembali Lebanon pada tahun 2006 namun gagal dalam apa yang dianggap Lebanon sebagai kemenangan besar melawan Israel.

Namun Israel tetap menduduki sebagian wilayah Lebanon, yakni wilayah Peternakan Sheeba.

Hizbullah telah berjanji untuk memulihkan setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki Israel bertentangan dengan hukum internasional.

Mengenal Sekelumit soal Hizbullah

Hizbullah adalah milisi yang berbasis di Lebanon selatan.

Pasukannya dibentuk tahun 1982 oleh militer Iran.

Milisi ini terbentuk karena meprotes pendudukan Israel di wilayah itu.

Selama ini pasokan senjata Hizbullah diperoleh dari Iran.

Tak hanya sebagai milisi, Hizbullah kemudian terbentuk menjadi kubu politik paling berpengaruh di Lebanon apalagi setelah mendapatkan dukungan dari warga syi'ah mayoritas di negara itu.

Saban tiap tahun persenjataan Hizbullah selalu upgrade dan canggih.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini