News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekitar 12.000 Tentara Jepang Meninggal Dunia di Papua Saat Perang, Tulang Belulang Tak Ditemukan

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ibu Ritsu Kinugawa (insert) pada tanggal 26 Februari 2024 sempat ke desa Yakati Manokwari Papua (lihat peta) didampingi pejabat Indonesia

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sampai detik ini ternyata ada sekitar 12.000 an serdadu Jepang yang tulang belulangnya belum ditemukan di Papua. 

Sekitar 7.000 serdadu Jepang tulang belulangnya belum diketemukan di sekitar Manokwari dan 5.200 tentara Jepang di sekitar Yakati.

Ini terkuak dari laporan TV Kochi kemarin (21/6/2024) yang meliput kisah Ritsu Kinugawa (81) mencari tulang ayahnya serdadu Jepang sampai ke Papua belum lama ini.

Kinugawa berusaha mencari sisa-sisa tulang ayah nya,

"Saya belum pernah menemui ayah dalam 79 tahun setelah perang. Dulu 12 tahun lalu pernah mencoba tetapi gagal. Kini Februari 2024 sempat sampai ke Yakati tempat yang katanya lokasi terakhir ayah saya dan berdoa di sana.

Baca juga: Jepang Jatuhi Sanksi Perusahaan Tiongkok hingga Uzbekistan, Diduga Dukung Perang di Ukraina

Dalam hati saya katakan, ayah yuk kita pulang sama-sama," ungkapnya lagi setelah melakukan upacara kecil di Yakati dengan bendera Jepang dan berdoa bersama serta persembahan kecil di tempat berdoa bersama beberap@a warga Jepang lain yang mengikuti perjalanannya ke Yakati Manokwari.

"Saya belum pernah melihat wajah ayah sejak saya lahir karena tentu saja saya belum pernah bertemu dengannya."

Ibu Ritsu Kinugawa dari Kota Kochi, 81 tahun. Saya lahir pada tahun 1943 (Showa 18) selama Perang Pasifik di Provinsi Jeolla Selatan, Korea.

Ayahnya, Moriaki Sogabe, tinggal terpisah di Manchuria dan ditugaskan ke Komando Angkatan Darat Kedua sebagai tentara tujuh bulan setelah Kinukawa lahir, lalu pergi ke New Guinea untuk membangun lapangan terbang.

Dia menjadi orang yang tidak kembali ke Jepang.

Pada akhir perang, ia dipulangkan ke Jepang ketika ia berusia 1 tahun 7 bulan.

Dia dibesarkan dengan hati-hati oleh kakek-nenek dan orangtua angkatnya, dan dia tidak pernah merasa kesepian.

Kinukawa, yang telah hidup selama lebih dari 60 tahun tanpa ketidaknyamanan, berubah total 16 tahun yang lalu, ketika dia berusia 65 tahun.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini