News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China dan Taiwan Memanas

Bayang-bayang Ancaman Perang Asia: Taiwan Deteksi 41 Pesawat Militer China dan 7 Kapal AL Bermanuver

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

41 pesawat China dilaporkan mengepung Taiwan

Saat mengumumkan latihan tersebut pada April, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa latihan perang tersebut akan melatih zona “pembunuh” di laut.

Yakni untuk mematahkan blokade dan mensimulasikan skenario di mana China tiba-tiba mengubah salah satu latihan regulernya di sekitar pulau itu menjadi sebuah serangan.

Posisi Indonesia

Merespon panasnya situasi antara China dan Taiwan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa posisi Indonesia tetap menganut 'One China Policy" atau Kebijakan Satu China.

"Saya sampaikan juga kepada Wang Yi(Menteri Luar Negeri China), Indonesia tetap pada posisi 'One China Policy" dan saya kira menjadi konsistensi dari kebijakan luar negeri kita," kata Luhut.

One China Policy merupakan kebijakan yang menyatakan China merupakan pemerintah resmi dari China daratan, Hong Kong, Makau, dan Taiwan.

Dengan demikian, tidak mengakui Taiwan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Menurut Luhut, hal tersebut perlu ditegaskan oleh Indonesia guna memperjelas posisi Indonesia bagi China di tengah potensi konflik yang terjadi dengan Taiwan.

"Memang betul saya katakan tadi, saya belum melihat akan ada potensi perang terbuka antara China dan Taiwan, tetapi ketegangan itu pasti akan ada pengaruhnya," ujar Luhut.

Baca juga: AS-Cina Cari Cara Tangani Risiko di Tengah Ketegangan Taiwan

Selain potensi konflik geopolitik yang terjadi antara Taiwan dan China, Luhut juga menyoroti kemungkinan gejolak geopolitik lainnya, seperti dampak dari pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat yang akan berlangsung pada 5 November 2024.

Terdapat dua calon presiden yang diduga akan melaju dalam pilpres tersebut, yakni Joe Biden dan Donald Trump. Luhut menjelaskan pentingnya membaca situasi geopolitik China dan Amerika Serikat dikarenakan kedua negara tersebut merupakan bagian dari tiga kekuatan dunia yang memengaruhi perdagangan global.

Selain China dan Amerika Serikat, terdapat Eropa yang juga kondisi geopolitiknya harus diantisipasi.

"Faktor geopolitik yang memengaruhi perdagangan global ini, sebenarnya ada tiga kekuatan besar kalau saya katakan, ada China, Amerika (Serikat), dan Uni Eropa," kata Luhut. (Tribun Network/barrons/reuters/nam/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini