Perang seperti ini bisa jadi merupakan perang paling destruktif yang pernah dialami kedua belah pihak.
Israel dan Hizbullah masing-masing mendapat pelajaran dari perang terakhir mereka, pada 2006, konflik selama sebulan yang berakhir seri.
Mereka juga mempunyai waktu hampir sembilan bulan untuk bersiap menghadapi perang lainnya, bahkan ketika Amerika Serikat berusaha mencegah meluasnya konflik yang dapat memicu konfrontasi dengan Iran dan membahayakan pasukan AS di wilayah tersebut.
Hizbullah yang didukung Iran pada awalnya tampak terkejut dengan serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, sekutu regionalnya, namun mulai menembakkan roket ke Israel utara pada hari berikutnya.
Sejak itu, Hizbullah dan Israel hampir setiap hari saling melancarkan serangan lintas batas dan meningkat secara bertahap.
Israel juga melakukan pembunuhan yang ditargetkan terhadap tokoh Hizbullah dan Hamas di Lebanon.
Baca juga: Irak Siap Gabung Hizbullah Perang Habis-habisan Lawan Israel, Beri Peringatan Keras ke AS
Puluhan ribu orang telah mengungsi di kedua sisi.
Tidak ada prospek bagi mereka untuk kembali dalam waktu dekat.
Pekan lalu, tentara Israel mengatakan pihaknya telah menyetujui dan memvalidasi rencana serangan di Lebanon.
Meskipun keputusan untuk melancarkan operasi semacam itu harus datang dari kepemimpinan politik negara tersebut.
Update Perang Israel-Hamas
Serangan Israel menghantam pusat evakuasi yang ramai di Kota Gaza dan sebuah kamp pengungsi di Khan Younis.
Sebanyak 15 orang tewas, petugas penyelamat mencari korban selamat yang terperangkap di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Beit Lahiya, Gaza utara.
Masyarakat di Gaza "mengalami kondisi yang tidak manusiawi" dengan sepertiga penduduknya memungut sampah untuk bertahan hidup di musim panas yang menyengat, kata kelompok bantuan Mercy Corps.
Militer Israel menangkap lima warga Palestina di tengah bentrokan sengit menyusul penggerebekan di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki, media lokal melaporkan.
Baca juga: Serangan Tentara Israel Sebabkan Lebih dari 20.000 Anak-anak Hilang di Gaza, Data Save the Children