"Melalui darah para martir dan rasa sakit dari mereka yang terluka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan bangsa kita," ujarnya, seraya menambahkan bahwa sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakan-keponakannya, telah terbunuh sejak dimulainya perang.
Haniyeh pun mengecam kebrutalan Israel yang turut menyasar keluarganya tersebut.
Baca juga: Saudara Perempuan Ketua Hamas dan 12 Orang Lainnya Tewas dalam Serangan IDF di Kamp Al-Shati
Kendati demikian, saat itu, dia menegaskan pemimpin Hamas tidak akan mundur meski keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran.
"Tidak diragukan lagi bahwa musuh kriminal ini didorong oleh semangat balas dendam dan semangat pembunuhan serta pertumpahan darah, dan tidak mematuhi standar atau hukum apa pun," kata Haniyeh.
"Kami telah melihatnya melanggar segala sesuatu di tanah Gaza. Ada perang pembersihan etnis dan genosida. Ada pengungsian massal," tegasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel