TRIBUNNEWS.COM - Duma Negara Rusia (Parlemen Rusia) menyiapkan permohonan banding kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang dugaan aktivitas laboratorium biologi (biolab) yang dioperasikan oleh militer Amerika Serikat di Afrika.
Dalam sebuah wawancara dengan media Rusia pada hari Rabu, 26 Juni 2024, Wakil Ketua Duma Negara Rusia Aleksandr Babakov menyatakan bahwa Afrika tidak boleh dijadikan “tempat uji coba” oleh Washington.
Menurut anggota parlemen tersebut, AS selama ini terus menjalankan“kebijakan kolonial rasis terhadap rakyat Afrika.
”Para elit politik di Washington memberi ceramah kepada dunia tentang demokrasi, sekaligus mengerahkan pasukan di negara-negara berdaulat dan memicu revolusi warna," kecam Babakov.
Dia menegaskan, tindakan tersebut kini telah meningkat menjadi eksperimen pada manusia dan membuat laboratorium biologis, seiring upaya militer AS untuk melakukan rekayasa pembuatan senjata baru.
“Masalah ini perlu ditangani di Dewan Keamanan PBB, dan kami saat ini sedang mempersiapkan permohonan yang sesuai ke PBB,” kata anggota parlemen Rusia tersebut.
Babakov juga menyebutkan rencana untuk menghubungi parlemen negara-negara Afrika, untuk memberikan mereka bukti bioresearch yang dilakukan oleh AS.
Hari Selasa lalu, Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Kimia dan Biologi Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov, mengklaim bahwa Washington memperluas kehadiran militer biologisnya di seluruh Afrika.
Dia menyoroti Afrika sebagai zona perhatian baru bagi Departemen Pertahanan AS dan lembaga terkait.
Baca juga: Gagal di Ukraina, AS Kembangkan Senjata Biologis di Afrika, Rusia Sebutkan Negara-negaranya
“Karena Rusia telah berhasil menghentikan penerapan program perang biologis di wilayah pembebasan Ukraina, Pentagon terpaksa memindahkan penelitian yang belum lengkap berdasarkan proyek Ukraina ke wilayah lain,” kata Kirillov.
Rusia memiliki dokumen yang mengkonfirmasi pesatnya perluasan kehadiran senjata biologis AS di Afrika, tambah jenderal itu.
Baca juga: Terungkap Sebab Fasilitas Energi Ukraina Bisa Hancur, 6 Misil Rusia Hanya Dilawan 1 Rudal Ukraina
Pada akhir tahun 2023 lalu, Kirillov mengatakan Rusia telah memperoleh dokumen yang membuktikan bahwa AS telah melakukan penelitian terhadap komponen senjata biologis dan patogen yang sangat berbahaya di Ukraina.
Moscow Klaim Miliki Bukti Aktivitas Biolab AS di Afrika
Rusia menyatakan memiliki sejumlah bukti kuat adanya biolab militer AS di Afrika.
Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Kimia dan Biologi Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov mengatakan, Amerika Serikat memperluas kehadiran militer biologisnya di seluruh Afrika.
Dia mengatakan, AS mengambil langkah tersebut Rusia menghentikan penerapan program serupa di bekas wilayah Ukraina.
“Karena Rusia telah berhasil menghentikan penerapan program perang biologis di wilayah pembebasan Ukraina, Pentagon terpaksa memindahkan penelitian yang belum lengkap berdasarkan proyek Ukraina ke wilayah lain,” kata Kirillov.
Ia menyoroti Afrika sebagai zona perhatian baru bagi Departemen Pertahanan AS dan lembaga terkait.
Jenderal tersebut menyebutkan kehadiran kontraktor Pentagon di beberapa negara Afrika, termasuk Republik Demokratik Kongo, Sierra Leone, Kamerun, Uganda, dan Afrika Selatan.
“Washington menggunakan aktor luar untuk menyembunyikan tujuan penelitian. Ini adalah organisasi kontraktor dan perantara (Metabiota, Quicksilver, EkoHealth Alliance, lebih dari 20 perusahaan) dan bisnis yang disebut Farmasi Besar,” klaim Kirillov.
Rusia memiliki dokumen yang mengkonfirmasi pesatnya perluasan kehadiran senjata biologis AS di Afrika, tambahnya.
Kirillov mengutip beberapa contoh dugaan aktivitas AS, menyatakan bahwa “pada bulan Oktober 2023, staf Institut Penelitian Medis Angkatan Darat AS untuk Penyakit Menular melakukan survei skala besar terhadap sampel hantavirus dari kelelawar di hotspot alami Kenya.
Setahun yang lalu, ahli biologi militer AS mempelajari efek obat anti malaria terhadap populasi lokal.
“Pada bulan Januari 2024, para pejabat AS dari Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri, dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS bertemu dengan para kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Afrika untuk membahas prospek benua tersebut dalam mengembangkan kemampuan laboratorium,” kata sang jenderal.
Pada akhir tahun lalu, Kirillov mengatakan Rusia telah memperoleh dokumen yang membuktikan bahwa AS telah melakukan penelitian terhadap komponen senjata biologis dan patogen yang sangat berbahaya di Ukraina.
Sumber: Russia Today