News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kim Jong Un Tuding AS, Jepang dan Korsel Bersekutu Bentuk 'NATO Asia' Untuk Kalahkan Korea Utara

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menuding Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) telah bersekutu menciptakan aliansi baru di Asia yang kekuatannya mirip dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau yang dikenal dengan NATO.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG – Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menuding Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) telah bersekutu menciptakan aliansi baru di Asia yang kekuatannya mirip dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau yang dikenal dengan NATO.

Tudingan ini dilontarkan Kim setelah ketiga negara tersebut kerap menggelar latihan militer bersama di sekitar laut Semenanjung Korea dengan melibatkan sejumlah kapal perang, seperti kapal induk USS Theodore Roosevelt milik AS, kapal perusak berpeluru kendali JS Atago milik Jepang, dan jet tempur KF-16 milik Korsel.

Angkatan Laut AS berdalih latihan gabungan skala besar yang disebut “Freedom Edge” digelar dengan tujuan untuk mempromosikan interoperabilitas trilateral dan melindungi kebebasan untuk perdamaian dan stabilitas.

Baca juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang, Terdeteksi Militer Korsel

Hal senada juga ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang mengatakan bahwa blok militer yang dipimpin AS tersebut tidak memiliki rencana untuk berkembang ke Asia karena dapat memiliki dampak serius yang jauh lebih luas.

Namun Kementerian Luar Negeri Korea Utara menganggap latihan tersebut sebagai ancaman serius yang mengganggu stabilitas regional Korut. Pemerintahan Pyongyang menuduh bahwa latihan gabungan itu merupakan akal-akalan AS dan para sekutunya untuk mengepung negara-negara independen seperti Korut serta memperkuat blok militer yang terdiri dari AS, Jepang, dan Korea Selatan.

“Hubungan AS-Jepang-Korsel [Korea Selatan] telah terlihat seperti NATO versi Asia,” kata Kementerian Luar Negeri Pyongyang yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah KCNA mengutip Al Jazeera.

“Korut tidak akan pernah mengabaikan langkah AS dan pengikutnya untuk memperkuat blok militer,” imbuhnya.

Sementara itu, merespon latihan militer gabungan yang digelar AS Jepang dan Korsel, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan aliansi militer tiga negara tersebut tak hanya untuk melawan Korut, tetapi juga China dan Rusia.

“Satu-satunya ancaman nyata di kawasan Indo-Pasifik adalah kebijakan AS, sementara masalah lainnya, termasuk kebijakan rudal Korut, harus diselesaikan melalui respons kolektif,” kata Kemlu Rusia.

Baca juga: Pejabat AS Takut Invasi Israel ke Lebanon Bisa Seret Rusia dalam Konflik Hizbullah vs Israel

Asia Siaga Perang

Ketegangan di Semenanjung Korea telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena laju uji coba senjata Korea Utara, akibat serangkaian uji coba ini Korsel dan Jepang semakin meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi terjadinya perang.

Militer Amerika Serikat mengutuk peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara lantaran tindakan tersebut melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menimbulkan ancaman bagi negara tetangga Korea Utara serta komunitas internasional secara sengaja.

“Kami terus memantau situasinya. Komitmen Amerika Serikat terhadap pertahanan ROK (nama resmi Korea Selatan) dan Jepang tetap kuat. AS mengutuk tindakan ini dan menyerukan kepada DPRK (nama resmi Korea Utara) untuk menahan diri dari tindakan yang melanggar hukum dan mendestabilisasi,” kata komando Indo-Pasifik Amerika Serikat.

Sementara itu, kedua Korea telah terjebak dalam aksi saling balas balon dalam beberapa pekan terakhir, di mana Pyongyang mengirimkan balon-balon berisi sampah ke arah selatan sebagai pembalasan atas misi serupa yang dikirim ke utara dari Korea Selatan yang membawa propaganda pro-Seoul.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini