TRIBUNNEWS.COM - Liga Arab tidak lagi mengklasifikasikan Hizbullah sebagai organisasi teroris.
Pengumuman ini datang sehari setelah Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hossam Zaki mengunjungi ibu kota Lebanon, Beirut.
"Dalam keputusan Liga Arab sebelumnya, Hizbullah ditetapkan sebagai organisasi teroris," kata Zaki pada Sabtu (29/6/2024), dalam pernyataan yang disiarkan televisi di Saluran Berita Al-Qahera Mesir, dikutip dari Al Mayadeen.
"Negara-negara anggota Liga sepakat bahwa label Hizbullah sebagai organisasi teroris tidak boleh lagi digunakan," paparnya.
Zaki menegaskan bahwa "penetapan Hizbullah sebagai organisasi teroris tidak berlaku lagi".
"Liga Arab tidak memelihara daftar teroris dan tidak secara aktif berupaya menetapkan entitas dengan cara seperti itu," jelasnya.
Sementara itu, surat kabar Lebanon Al-Akhbar melaporkan bahwa Zaki telah memberi tahu Hizbullah bahwa Liga Arab memutuskan untuk mencabut klasifikasi teroris dan meyakini bahwa Hizbullah memiliki peran besar dalam masa depan Lebanon."
Laporan yang dipublikasikan hari Jumat (28/6/2024) kemarin menyebut, selama kunjungan Zaki ke Beirut, ia bertemu dengan Ketua Blok Perlawanan di Lebanon, Anggota Parlemen Mohammad Raad.
Pertemuan tersebut menandai kontak pertama antara Liga Arab dan Hizbullah dalam lebih dari satu dekade.
Zaki menyampaikan dukungan Liga Arab terhadap segala upaya yang dapat berujung pada berakhirnya kekosongan presiden dan terpilihnya presiden di Lebanon.
Ia menyebutkan bahwa Liga berdiskusi dengan blok parlemen Lebanon mengenai potensi eskalasi di Lebanon selatan antara Hizbullah dan militer pendudukan Israel.
Baca juga: Israel Ancam Serang Hizbullah, PM Lebanon Akui Negaranya Kini dalam Keadaan Perang
Asisten sekretaris jenderal Liga Arab menekankan bahwa bagian penting komunikasinya di Beirut berkisar pada ketegangan di Lebanon selatan di sepanjang perbatasan dengan Palestina yang diduduki, dan mengungkapkan harapannya agar situasi tidak meningkat.
Zaki mencontohkan, indikasi yang datang dari pihak Israel mengkhawatirkan dan menunjukkan keinginan untuk memperluas perang terhadap Lebanon, yang ditolak oleh Liga Arab.
Perlu dicatat bahwa Liga Arab telah mengklasifikasikan Hizbullah sebagai "organisasi teroris" pada bulan Maret 2016.
Klasifikasi tersebut mendapat keberatan dari Lebanon dan Irak.
Keputusan tersebut diambil tak lama setelah Dewan Kerjasama Teluk (GCC) menetapkan kelompok Lebanon tersebut pada tanggal 2 Maret 2016.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)