Intelijen AS mengindikasikan serangan besar-besaran yang dilakukan kedua belah pihak, dapat menjadi katalisator perang.
"Kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu singkat," kata para pejabat AS kepada Politico, mengutip Palestine Chronicle.
Intelijen AS juga memprediksi konfrontasi skala besar antara Israel dan Hizbullah kemungkinan akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan.
Namun mereka menggaris bawahi, hal itu dapat terjadi jika kesepakatan gencatan senjata tidak tercapai di Gaza.
Laporan tersebut mengatakan para pejabat AS berusaha meyakinkan kedua belah pihak untuk melakukan deeskalasi.
Dan upaya AS tersebut disebut akan jauh lebih mudah dengan adanya gencatan senjata di Gaza.
Namun, para pejabat AS tidak yakin Israel dan gerakan Perlawanan Palestina Hamas akan menyetujui proposal saat ini dalam waktu dekat.
Menurut dua pejabat senior AS yang mendapat penjelasan dari intelijennya, militer Israel dan Hizbullah telah menyusun rencana pertempuran dan berusaha mendapatkan lebih banyak amunisi.
Mereka mencatat, Israel berusaha membangun kembali persediaan dan kapasitas pasukannya dengan cepat.
Laporan tersebut mengutip pejabat senior AS lainnya, yang berbicara secara anonim, mengatakan risiko saat ini (soal konflik Hizbullah Vs Israel) lebih tinggi dibandingkan pada saat lain dalam beberapa minggu terakhir.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)