TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hizbullah, Hasan Nasrallah bertemu dengan delegasi Hamas pada Jumat (5/7/2024).
"Sekutu yang menentang Israel membahas perkembangan keamanan dan politik terkini di Gaza, dan menyentuh front terbuka di Lebanon, Yaman, dan Irak," menurut stasiun televisi Lebanon al-Manar.
Delegasi Hamas yaitu dipimpin oleh anggota biro politik yang bernama Khalil al-Hayya.
Kedua pemimpin ini bertemu untuk membahas proposal untuk mengakhiri agresi terhadap rakyat Palestina di Gaza.
Dalam pertemuan ini, keduanya menekankan perlunya koordinasi berkelanjutan antara Hizbullah dan Hamas.
Sebelumnya, negosiasi gencatan di Gaza telah terhenti lama.
Baik Israel maupun Hamas berada di bawah tekanan internasional yang meningkat untuk mencapai gencatan senjata.
Namun baru-baru ini, perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai kembali.
Pembicaraan proposal gencatan senjata mendapatkan momentum baru.
Pada hari Rabu (3/7/2024), Hamas mengatakan pihaknya kembali berkomunikasi dengan pejabat dari Qatar, Mesir dan Turki dengan tujuan mencapai kesepakatan.
“Kami bertukar sejumlah gagasan dengan saudara-saudara mediator dengan tujuan menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina,” kata pernyataan Hamas, dikutip dari Al Jazeera.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh kantor Netanyahu dan dinas intelijen Mossad.
Baca juga: Perundingan Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlanjut, AS Yakin Ada Peluang yang Cukup Signifikan
Mereka mengatakan akan mengevaluasi proposal gencatan senjata yang diajukan Hamas.
"Para mediator kesepakatan sandera telah menyampaikan pernyataan Hamas mengenai garis besar kesepakatan kepada tim perunding … Israel sedang mengevaluasi pernyataan tersebut dan akan menyampaikan jawabannya kepada para mediator,” kata pernyataan Israel.
Kemudian Netanyahu mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden melalui panggilan telepon pada hari Kamis bahwa ia telah memutuskan untuk mengirim delegasi untuk berunding dengan Hamas.
Usai perbincangan tersebut, Netanyahu akhirnya mengirimkan kepala badan mata-mata Israel Mossad ke Doha.
Kepala intelijen Israel David Barnea dilaporkan akan memimpin delegasi dan akan bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani sebelum dimulainya putaran negosiasi baru.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah mengabaikan resoliso Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata di Gaza.
Israel terus melancarkan serangan mematikan hingga saat ini.
Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh.
Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.
Lebih dari 87.000 lainnya terluka akibat serangan Israel.
Selama delapan bulan lebih perang Israel telah membuat sebagian besar wilayah Gaza hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Hizbullah, Hamas dan Konflik Palestina vs Israel