News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

3 Tahanan Palestina Ditemukan Tewas Tak Lama setelah Dibebaskan Israel, Tangan Masih Terikat

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

File foto menunjukkan pasukan Israel memindahkan warga Palestina yang mereka culik untuk keluar dari Jalur Gaza.

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel diduga membunuh tiga warga Palestina tak lama setelah ketiganya bebas dari tahanan Israel, PressTV melaporkan.

Jasad ketiga orang tersebut ditemukan tanpa pakaian dan tangan masih terikat pada Minggu (7/7/2024) di sekitar perlintasan Karam Abu Salem (Kerem Shalom) di Gaza selatan.

Ketiganya termasuk di antara beberapa warga Palestina yang ditahan pada hari Sabtu.

Seorang anggota keluarga bernama Abdel Hadi Ghabayen mengatakan dirinya pergi mencari keponakannya, Kamel Ghabayen, Minggu pagi.

“Saya menemukannya tergeletak di tanah bersama dua martir lainnya."

"Mereka tidak mengenakan pakaian, dan tangan mereka diikat dengan borgol plastik oleh tentara Israel."

Abdel Hadi mengatakan keponakannya dan dua pria lainnya diserang oleh pasukan Israel tak lama setelah mereka dibebaskan.

Seorang pria kehilangan satu kakinya, dan tubuhnya tidak utuh.

Foto yang memperlihatkan tahanan Palestina dilucuti pakaiannya oleh tentara Israel. Mata mereka ditutup tanpa tahu akan dibawa ke mana. (Haaretz)

Ketika Abdel Hadi mencoba mengambil kembali kaki pria itu, pasukan Israel mulai menembakinya.

"Jadi saya berhenti,” katanya.

Dia kemudian mengumpulkan mayat-mayat itu dan membawanya dengan truknya ke Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis.

Baca juga: Dapat Laporan IDF Siksa Tahanan Palestina, Jaksa Agung Israel Tuntut Netanyahu Tutup Kamp Sde Teiman

Menurut tahanan lain yang dibebaskan, pasukan Israel menembaki mereka tak lama setelah mereka dibebaskan.

“Kami mencapai Jalan Karkar [di Gaza]. Setelah 10 menit berada di sana, kami melihat sebuah bom dilemparkan ke arah orang-orang yang bersama saya," kata Mahmoud Abu Taha.

"Saya berada di depan."

"Bom tersebut mengenai enam atau tujuh orang yang ditahan bersama kami."

"Syukurlah saya masih hidup."

Pasukan Israel baru-baru ini dilaporkan membunuh belasan tahanan Palestina, hanya beberapa jam setelah membebaskan mereka dari pusat penahanan di kota Rafah di selatan.

9.500 Warga Palestina Masih Berada dalam Tahanan Israel

Di tengah perundingan gencatan senjata Israel-Hamas yang masih berlanjut, sekitar 9.500 warga Palestina masih ditahan di penjara-penjara Israel.

Banyak dari mereka ditahan tanpa tuntutan pidana resmi, menurut kelompok hak asasi manusia internasional, mengutip newsnationnow.com (13/6/2024).

Lebih dari delapan bulan sejak perang meletus, para sandera Palestina dilaporkan ditahan dalam kondisi yang tidak manusiawi.

Mereka juga mengalami penyiksaan, menurut berbagai laporan yang diterbitkan dan organisasi kemanusiaan.

Amnesty International melaporkan pada bulan Mei bahwa setidaknya 40 tahanan Palestina telah meninggal saat berada dalam tahanan Israel selama enam bulan terakhir.

Dalam banyak kasus, berbagai kelompok kemanusiaan melaporkan, para tahanan, yang beberapa di antaranya telah ditahan selama beberapa dekade, tidak diperlakukan secara manusiawi.

“Orang-orang sekarat. Penyiksaan yang tidak dapat Anda bayangkan kecuali Anda merasakannya (mengalaminya). Penderitaan yang tidak dapat Anda bayangkan kecuali Anda mengalaminya,” kata salah satu mantan tahanan, Ataa Shbat, kepada Reuters.

“Saya masuk penjara dengan dua kaki, dan kembali dengan satu kaki,” kata Sufian Abu Salah, yang mengaku dipukuli oleh penjaga penjara, dalam laporan lainnya kepada Reuters.

Baca juga: Terima Laporan Penyiksaan Israel ke Tahanan Palestina, PBB: Tak Dapat Diterima dan Harus Dihentikan

“Saya mengalami peradangan di kaki saya, dan mereka (orang Israel) menolak membawa saya ke rumah sakit. Seminggu kemudian, peradangannya menyebar dan menjadi gangren.”

Tahanan lain mengklaim penyiksaan itu terjadi tanpa alasan.

“Setelah tanggal 7 Oktober, terjadi penyiksaan brutal,” kata seorang tahanan yang tidak mau disebutkan namanya kepada kantor berita Inggris.

“Mereka memukuli kami tanpa alasan; mereka menggeledah kami tanpa alasan."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini