TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengatakan mediator belum memberikan informasi terbaru mengenai negosiasi gencatan senjata dalam perang Gaza, Kamis (11/7/2024).
Hamas pun menuduh Israel menunda-nunda untuk mendapatkan waktu dan menggagalkan putaran perundingan saat ini.
"Pendudukan melanjutkan kebijakannya menunda-nunda untuk mendapatkan waktu guna menggagalkan putaran perundingan ini, seperti yang telah dilakukannya pada putaran-putaran sebelumnya," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Kamis, dikutip dari Arab News.
Komentar Hamas muncul saat mediator Qatar dan Mesir, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah meningkatkan upaya minggu ini untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata.
Hal itu bertujuan untuk mengakhiri perang sembilan bulan di Gaza dan membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dan banyak warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Kesepakatan Gencatan Senjata di 'Ambang Pintu'
Setelah berbulan-bulan negosiasi, pemerintahan Joe Biden tampaknya hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan menghentikan pertempuran di Gaza.
Kesepakatan itu juga dapat membebaskan sejumlah sandera Israel, dan meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina yang putus asa.
"Kerangka kerja tersebut telah disetujui dan para pihak sekarang berunding tentang rincian tentang bagaimana kerangka kerja tersebut akan dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan tersebut," kata pejabat senior AS, dilansir The Washington Post.
Para pejabat memperingatkan bahwa meskipun kerangka kerjanya sudah ada, pakta final mungkin tidak akan segera tercapai, dan rinciannya rumit, serta akan membutuhkan waktu untuk diselesaikan.
Israel Desak Seluruh Penduduk Gaza Pergi
Di sisi lain, tentara Israel telah menyebarkan ribuan selebaran di Kota Gaza pada Rabu (10/7/2024).
Baca juga: Hizbullah Janji Bakal Setop Bombardir Israel, Syaratnya Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza
Melalui selebaran itu, Israel mendesak semua penduduk untuk pergi di tengah serangan militer yang intensif di kota utama wilayah Palestina tersebut.
"Selebaran tersebut, yang ditujukan kepada semua orang di Kota Gaza," lapor wartawan AFP.
Israel disebut menetapkan rute keluar kota ke daerah aman yang ditunjuk lebih jauh ke selatan.
Israel juga memperingatkan daerah perkotaan tersebut akan tetap menjadi zona pertempuran yang berbahaya, saat tentara menyerang target Hamas.