News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Janda pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi divonis hukuman mati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Janda pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi divonis hukuman mati

Rekaman video al-Baghdadi yang tampil pertama kali di depan umum, dengan janggut panjang, mengenakan jubah hitam dan menuntut kesetiaan dari umat Islam, menyebar di seluruh dunia dan menandai momen penting bagi kelompok ISIS ketika mereka menguasai Irak dan Suriah.

Umm Hudaifa memaparkan pemandangan dari penjara yang penuh sesak di ibu kota Irak, Baghdad, tempat dia ditahan sementara selagi pihak berwenang Irak menyelidiki perannya dalam ISIS dan berbagai kejahatan kelompok tersebut.

Suasananya semrawut karena narapidana yang dituduh melakukan berbagai kejahatan, termasuk penggunaan narkoba dan pekerja seks, dipindahkan ke sekitar penjara, dan saat bersamaan kiriman makanan datang dari luar.

Kami akhirnya menemukan tempat yang relatif tenang di perpustakaan dan berbicara selama hampir dua jam.

Selama percakapan, Umm Hudaifa menggambarkan dirinya sebagai korban yang mencoba melarikan diri dari suaminya dan menyangkal bahwa dia terlibat dalam aktivitas brutal ISIS.

Pengakuannya ini sangat bertolak belakang dengan apa yang diungkapkan dalam gugatan pengadilan perdata terpisah yang diajukan oleh sejumlah perempuan Yazidi yang diculik dan diperkosa oleh anggota ISIS – mereka menuduh Umm Hudaifa berkolusi dalam perbudakan seksual terhadap anak perempuan dan perempuan yang diculik.

Dalam wawancara, Umm Hudaifa tidak pernah mengangkat kepalanya. Dia mengenakan pakaian hitam dan hanya memperlihatkan sebagian wajahnya, hingga ke bagian bawah hidungnya.

Umm Hudaifa, kelahiran 1976, berasal dari keluarga konservatif dan menikah dengan Ibrahim Awad al-Badri, yang kemudian dikenal dengan nama samaran Abu Bakar al-Baghdadi, pada 1999.

Umm Hudaifa menyelesaikan studi Syariah, atau hukum Islam, di Universitas Baghdad dan dia mengatakan pada saat itu dia “religius tapi tidak ekstrem… konservatif tapi berpikiran terbuka”.

Kemudian pada 2004, setahun setelah invasi pimpinan AS ke Irak, pasukan AS menahan al-Baghdadi dan menahannya di pusat penahanan di Kamp Bucca di wilayah selatan selama sekitar satu tahun.

Bersama dengan banyak pria lain yang di tahan di sana, mereka kemudian menjadi tokoh-tokoh senior di kelompok ISIS dan kelompok jihad lainnya.

Bertahun-tahun setelah pembebasannya, Umm Hudaifa mengklaim suaminya telah berubah: “Dia menjadi gampang marah dan mudah sekali emosi.”

Sejumlah orang yang mengenal sosok al-Baghdadi mengatakan bahwa dia pernah terlibat dengan al-Qaeda sebelum berada di Bucca, namun baginya, hal itu menandai titik balik setelah dia menjadi semakin ekstrem.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini