Bahkan, Hizbullah mampu menjangkau jauh ke wilayah Palestina yang diduduki untuk pengumpulan intelijen sebelum operasi prospektif.
Tidak hanya itu, Hareetz juga mengakui selama sembilan bulan terakhir, Hizbullah telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya mampu mengintai pangkalan udara Israel.
Hizbullah juga mampu menargetkan pos-pos militer Israel menggunakan rudal dan drone secara tepat sasaran, seperti serangan ke pangkalan Tal Shamayim yang merupakan serangan tepat dan strategis.
3. Viral Video Pejabat AS Disebut Tersenyum saat Mengetahui Banyaknya Korban Berjatuhan di Gaza
Sebuah video yang memperlihatkan seorang pejabat AS tampak menyeringai saat membahas jumlah kematian warga Palestina, viral di media sosial X.
Peristiwa ini terjadi saat konferensi pers harian Departemen Luar Negeri AS, Selasa (9/7/2024).
Mengutip dailycaller.com, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matt Miller diminta pendapatnya mengenai laporan terbaru jurnal The Lancet.
The Lancet memperkirakan jumlah warga Palestina yang meninggal akibat perang bisa mencapai 186 ribu, jauh di atas angka yang dilaporkan yakni sekitar 38 ribu.
Miller menyebut angka kematian yang tinggi adalah sebuah tragedi.
Tetapi seorang jurnalis bernama Sam Husseini melihat Miller tersenyum atau menyeringai beberapa kali selagi menyampaikan keprihatinannya.
Baca juga: Perang Terus Berlanjut, Defisit Keuangan Israel Meningkat hingga Rp 639,7 Triliun
4. Abaikan Kecaman Dunia, Amerika Kembali Kirim Kado 500 Bom untuk Pasukan Israel
Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden diam-diam melanjutkan pengiriman paket isi 500 bom atau sekitar 226,79 kilogram untuk pasukan Israel.
Pengiriman ini dilakukan pemerintahan Biden setelah dirinya sempat menahan pasokan bom seberat 2.000 pon ke Israel karena kekhawatiran tentang penggunaan bom di kawasan Gaza yang padat penduduknya.
Namun setelah wilayah Israel di serang Hamas dan militan Hizbullah, wilayah Tel Aviv semakin tidak kondusif, alasan ini yang mendorong AS untuk kembali mengirimkan paket berisi bom.
Untuk mengecoh publik Washington dilaporkan mengirim kedua jenis bom tersebut dalam satu paket.
Negeri Paman Sam tersebut mulai memasok senjata ke Israel secara terpisah meski mendapat banyak kecaman dari sejumlah pihak.
(Tribunnews.com)