News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Banyak Anak Cedera Parah, Dokter Bedah Gaza: Israel Sengaja Rancang Senjata untuk Maksimalkan Korban

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Palestina yang terluka menerima perawatan di sebuah klinik yang didirikan oleh badan amal medis Doctors Without Borders (MSF) yang merawat luka parah dan luka bakar akibat pemboman Israel, di Rumah Sakit Lapangan Indonesia Rafah di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 24 April 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP)

“Bahkan amunisi yang relatif kecil yang digunakan di tempat yang ramai, terutama tempat yang minim atau tanpa perlindungan terhadap fragmentasi, seperti kamp pengungsi dengan tenda, dapat mengakibatkan kematian dan cedera yang signifikan," tambahnya.

Banyak Anak yang Harus Diamputasi

Enam dokter asing yang baru-baru ini bertugas di rumah sakit Gaza mengonfirmasi maraknya cedera akibat senjata fragmentasi ini.

Mereka menjelaskan hal ini menyebabkan anak-anak di Gaza yang tidak berdosa harus diamputasi karena luka akibat peluru yang cukup dalam.

Salah satu dokter bernama Sidhwa mengatakan bahwa peluru-peluru Israel ini sangat rentan bagi anak-anak.

"Anak-anak lebih rentan terhadap cedera tembus karena tubuh mereka lebih kecil," jelas Sidhwa, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Bagian tubuh anak-anak cukup rentan lantaran memiliki lapisan kulit yang tipis dan berbeda dengan orang dewasa.

"Bagian vital mereka lebih kecil dan lebih mudah rusak. Ketika anak-anak mengalami robekan pembuluh darah, pembuluh darah mereka sudah sangat kecil sehingga sangat sulit untuk menyatukannya kembali. Arteri yang memberi makan kaki, arteri femoralis, hanya setebal mi pada anak kecil. Sangat, sangat kecil. Jadi, memperbaikinya dan menjaga anggota tubuh anak tetap melekat padanya sangatlah sulit," jelasnya.

Seorang ahli bedah ortopedi dari Carolina Utara, juga bekerja di Rumah Sakit Eropa, Mark Pelmutter menguatkan pengamatan Sidhwa.

Ia menjelaskan besaran luka yang dialami anak-anak setelah terkena peluru Israel.

“Sejauh ini luka yang paling umum adalah luka masuk dan keluar berukuran satu atau dua milimeter,” katanya.

"Hasil rontgen menunjukkan tulang-tulang yang hancur dengan luka berlubang di satu sisi, lubang berlubang di sisi lainnya, dan tulang yang tampak seperti truk gandeng yang dilintasi. Anak-anak yang kami operasi, sebagian besar memiliki titik masuk dan keluar yang kecil," tambahnya.

Para dokter ini mengungkapkan kisah suram yang terjadi pada anak-anak di Gaza.

Cedera parah yang mereka alami akibat pecahan peluru Israel mengubah hidup mereka menjadi suram.

Konflik Palestina vs Israel

Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini