Mengutip dari The Times of Israel, petugas penyelidikan menemukan fakta bahwa tentara mengalami kesulitan untuk membangun gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi di kota Be'eri hingga sore hari, meskipun tim keamanan setempat memberikan informasi tentang pertempuran yang dimulai sejak pagi.
Penyelidikan juga menemukan bahwa otoritas keamanan tidak memberikan peringatan yang memadai kepada warga Be'eri, dan pertempuran yang tidak terkoordinasi dengan baik.
Penyelidikan juga menyinggung insiden tembakan tank ke sebuah rumah di mana militan menahan sekitar 15 orang sandera.
Meski insiden ini mendapat kritik karena dianggap membahayakan warga sipil, militer menyatakan bahwa keputusan menyerbu rumah diambil setelah terdengar tembakan dan teroris mengancam akan membunuh diri mereka dan para sandera.
Mantan Jenderal Israel Meradang, Sebut Netanyahu Cs Bawa Malapetaka
Sekitar 30 jenderal senior Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera menekan kontrak kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Daftar para jenderal yang mendesak disahkannya gencatan senjata Gaza, diantaranya ada kepala staf militer, Letnan Jenderal Herzi Halevi, komandan angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut, dan kepala intelijen militer.
Mengutip dari New York Times, desakan gencatan senjata sengaja digagas para jenderal senior Israel agar negara zionis ini bisa lebih fokus dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan perang dengan Hizbullah di Lebanon.
Mengingat saat ini kondisi militer Israel di Medan perang tengah menghadapi kondisi krisis akibat kekurangan suku cadang untuk kendaraan militer, termasuk tank dan buldoser.
Tentara Israel di medan perang juga menghadapi krisis sumber daya manusia (SDM) setelah beberapa pasukan memilih untuk mengundurkan diri akibat lelah menghadapi perang yang tak berkesudahan.
Meski para pejabat Israel mengatakan gencatan senjata akan menjadi cara yang paling efektif untuk menjamin pembebasan sandera Israel.
Namun Netanyahu dengan tegas menolak gagasan untuk memulai gencatan senjata di Gaza sementara Hamas tetap berkuasa.
Baca juga: Ribuan Warga Israel Ingin Kabur di Tengah Serangan ke Gaza, Cari Cara untuk Migrasi
Alasan ini yang kemudian membuat para jenderal Israel murka, hingga mereka kompak melayangkan kecaman, melabeli pimpinan tertinggi di Israel itu sebagai pembawa malapetaka bagi jutaan warga Israel.
Beberapa petinggi di Pasukan Pendudukan Israel (IOF) kompak mengajukan pengunduran diri massal.
Lalu disusul Juru Bicara Internasional untuk militer pendudukan Israel, Letnan Richard Hecht yang ikut mengundurkan diri.