News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Operasi Khusus Iran Bawa Kabur 2 Pesawat A340 dari Lithuania Kagetkan Barat, Bagaimana Itu Terjadi?

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iran melarikan dua pesawat Airbus A340 milik Macka Invest, perusahaan leasing di Gambia, yang seharusnya terbang dari Lithuania menuju Sri Lanka dan Filipina, justru mendarat di Iran.

Pergerakan mereka di luar wilayah udara Lithuania telah mematuhi aturan penyedia layanan navigasi udara di negara lain.

Namun, insiden tersebut telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan di kalangan pihak berwenang Lithuania.

Iran Tidak Dapat Membeli Pesawat Baru

Sektor penerbangan Iran telah lama terhambat oleh peralatan yang ketinggalan jaman dan sanksi internasional, yang membatasi kemampuannya untuk memperoleh pesawat baru.

Akibatnya, negara ini mengoperasikan salah satu armada tertua di dunia, dan maskapai penerbangan masih mengandalkan model seperti Airbus A300 dan McDonnell Douglas MD-80.

Usia rata-rata pesawat penumpang Iran hampir 28 tahun, lebih dari dua kali lipat rata-rata global. Iran Air, maskapai penerbangan nasional, terus mengoperasikan Airbus A300 yang mendekati usia 40 tahun.

Sanksi tersebut secara khusus menargetkan industri penerbangan Iran dengan melarang pembelian pesawat yang mengandung setidaknya 10 persen suku cadang buatan AS.

Larangan ini tidak hanya berdampak pada akuisisi jet Boeing baru tetapi juga berdampak pada pesawat Airbus yang menggunakan komponen dan teknologi Amerika.

Dalam sebuah pernyataan tahun lalu, Mohammed Mohammadi-Baksh, Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Iran, menggarisbawahi parahnya situasi ini, dan menyatakan bahwa Iran akan membutuhkan lebih dari 370 pesawat baru selama beberapa tahun ke depan untuk menstabilkan sektor penerbangannya.

Dia lebih lanjut mengungkapkan bahwa dari sekitar 330 pesawat yang terdaftar di Iran, hanya sekitar 180 yang saat ini beroperasi, sehingga hampir setengah dari armada tersebut dilarang terbang.

Iran sempat melihat secercah harapan untuk modernisasi armada pada tahun 2015 setelah penerapan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), sebuah perjanjian nuklir yang untuk sementara waktu meringankan pembatasan AS dalam membeli pesawat baru.

Selama periode ini, Iran Air menandatangani kesepakatan senilai $25 miliar dengan Airbus untuk 118 pesawat komersial dan perjanjian lain dengan Boeing untuk 80 pesawat senilai sekitar $17 miliar.

Selain itu, Aseman Airlines yang berbasis di Teheran mendapatkan kesepakatan senilai $3 miliar dengan Boeing untuk 30 pesawat baru. Perjanjian dengan ATR juga mengindikasikan potensi peningkatan pada penerbangan Iran.

Namun, peluang ini hanya berumur pendek. Ulah Donald Trump yang membatalkan kesepakatan nuklir secara sepihak membuat sanksi kembali diberlakukan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini