Lalu, siapa Mohammed Deif?
Lahir pada 1965 di kamp pengungsi Khan Yunis, yang didirikan setelah Perang Arab-Israel 1948, Mohammad Masri dikenal sebagai Mohammed Deif bergabung dengan Hamas selama Intifada pertama, atau pemberontakan Palestina, pada tahun 1987.
Deif meraih gelar sarjana sains dari Universitas Islam di Gaza, tempat ia belajar fisika, kimia, dan biologi.
Ia mengepalai komite hiburan universitas dan sering tampil di panggung.
Pada 1989, saat puncak Intifada Palestina pertama, Deif ditangkap oleh Israel dan dibebaskan setelah 16 bulan ditahan.
Deif menjadi kepala Brigade Qassam pada 2002, setelah Israel membunuh pendahulunya dan pemimpin pendirinya, Salah Shehadeh.
Baca juga: Rudal Hizbullah Hancurkan Perangkat Intai Israel, Kumpulan Pasukan IDF Juga Jadi Sasaran
Beberapa upaya pembunuhan terhadapnya dimulai setelah ia menggantikan Shehadeh.
Deif dan beberapa orang mengatakan hal ini terjadi karena komandan militer Hamas selalu berpindah-pindah dengan para pemburu Israel yang memburunya.
Menurut laporan, Deif kehilangan satu mata dan mengalami cedera serius di salah satu kakinya dalam salah satu upaya pembunuhan Israel.
Kelangsungan hidupnya saat menjalankan sayap bersenjata Hamas menjadikannya "pahlawan rakyat" di kalangan warga Palestina.
Naik pangkat di Hamas selama lebih dari 30 tahun, Deif diyakini telah mengembangkan jaringan terowongan dan keahlian pembuatan bom kelompok tersebut.
Mohammed Deif merupakan salah satu orang paling dicari oleh Israel.
Namanya muncul setelah lolos dari upaya pembunuhan Israel dan kini dalam kondisi baik-baik saja, kata seorang pejabat senior kelompok Palestina tersebut.
Pejabat Hamas mengeluarkan pernyataan tersebut pada Minggu (14/7/2024), menyusul laporan Deif jadi sasaran serangan udara besar-besaran Israel di wilayah selatan yang terkepung.