TRIBUNNEWS.COM - Direktur CIA, William Burns membuat klaim bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar tengah ditekan oleh kelompoknya.
Menurut Burns, Yahya Sinwar ditekan oleh Hamas untuk segera menerima gencatan senjata dengan Israel.
Tak hanya itu, Yahya Sinwar juga diminta Hamas untuk membebaskan para sandera dan mengakhiri perang.
Dikutip dari Ynet, Burns mengatakan Sinwar tidak merasa khawatir dengan kematian para pejuangnya.
Namun, kata Burns, Sinwar tengah menghadapi tekanan atas tanggung jawab penderitaan di Gaza.
Pejabat intelijen Amerika Serikat itu meyakini Sinwar bersembunyi di sebuah terowongan di bawah kampung halamannya di Khan Younis.
Burns, yang telah terlibat dalam negosiasi selama berbulan-bulan, sebagai perwakilan Presiden AS Joe Biden, mengatakan Israel dan Hamas harus memanfaatkan momen ini.
Tekanan internal terhadap Sinwar termasuk para komandan seniornya yang memberi tahu pemimpin mereka bahwa mereka sudah muak dengan perang.
Sementara itu pada Senin kemarin, Qatar mengatakan kepada Israel bahwa upaya pembunuhan terhadap komandan Hamas Mohammed Deif tidak akan menghentikan negosiasi.
Hamas belum mengatakan secara resmi bahwa perundingan akan ditangguhkan dan mengeluarkan bantahan publik bahwa ada niat untuk menundanya.
Namun, tidak diragukan lagi bahwa dampak serangan Israel terhadap kompleks di Khan Younis dan pembunuhan komandan brigade Hamas Khan Younis menimbulkan gejolak di kelompok tersebut dan memaksa Hamas untuk mengkalibrasi ulang posisinya.
Baca juga: Serangan Udara Israel di Zona Kemanusiaan Gaza Buat Perundingan Gencatan Senjata Terhenti Lagi
Sinwar mungkin juga berada di luar jangkauan seperti sebelumnya dan para mediator mungkin kesulitan mendapatkan jawaban yang jelas dari kelompoknya.
Perundingan Gencatan Senjata Terhenti Lagi
Upaya untuk mengakhiri konflik terhenti pada hari Sabtu setelah tiga hari negosiasi gagal menghasilkan hasil yang layak, kata sumber keamanan Mesir.
Dikutip dari Reuters, serangan itu menewaskan lebih dari 90 orang di daerah Khan Younis, menurut otoritas kesehatan Gaza.